6. Cheers Up

806 116 7
                                        

Mirza POV

Niatku mengajak Anin dinner malam ini semoga diterima.

"Mbak 2 Mc Flurry oreo, eh 1 deng. Eh ngga mbak, 2 Mc Flurry oreo dan 1 kentang goreng medium."

"Labil banget Pak Mirza." Gerutu Mbak-mbak McD yang kuketahui bernama Nana.

"Iya nih kaya cintamu padaku."

"Ok. 2 mc flurry oreo dan 1 kentang goreng medium ya?" Ucap mbaknya. Aku hanya mengangguk dan sedikit tertawa.

Setelah dari restoran cepat saji tak sengaja kulihat Chika baru saja turun. Tapi seperti yang akan pulang karena tasnya dibawa.

"Loh Chika mau kemana?" Tanyaku.

"Pak Gara menyuruh saya pulang lebih cepat."

"Kenapa? Ada apa Chika?" Tumben, jangan-jangan ada sesuatu nih.

"Tidak ada apa-apa. Katanya tugas hari ini sudah selesai."

"Memang dia tidak ada jadwal lain lagi setelah meeting tadi?"

"Ada. Pak Gara ada pertemuan dengan dr.Erik."

Pantas. Selalu begitu.

"Oh iya. Yaudah kamu pulang aja soalnya dia memang selalu seperti itu. Dianter Pak Andi kan?"

Kulihat Chika hanya mengangguk.

"Yaudah hati-hati Chika."

Aku masih diam dan berpikir. Akan sampai kapan semua ini seperti itu.

Melihat ada pintu lift yang baru saja terbuka, sebaiknya aku segera naik menemui Anin. Takut es krimnya mencair.

Author POV

"Chika tadi pulang." Ucap Mirza pada Anin dan duduk dikursi yang ditarik agar dekat dengannya.

"Nih. Biar engga bosen." Mirza menyimpan keresek yang dibawanya, tak lupa menarik 1 mc flurry oreo untuknya sendiri.

"Baik banget, pasti ada maunya nih. Ngaku gak?" Tanya Anin yang membuka isinya dan mulai memakan kentang goreng dengan es krim.

Memang ini adalah kebiasaan aneh Anin yang Mirza ketahui dan selalu berusaha Mirza maklumi dengan memberikan keduanya sesekali.

"Tau aja si cantik, nanti malem dinner yuk." Ajakku to the point.

"Gak asik banget ngajaknya begitu."

"Hahaha, yaudah aku ulangi kasih tau harus gimana?"

"Iiiih freak banget." Ucap Anin cuek.

"Tadi katanya Chika pulang, kenapa?" Tanya Anin.

"Gara yang nyuruh. Dia sore ini ada jadwal ketemu dr.Erik. Kamu tau kan gimana Gara selama ini."

"Aku sebenernya kasian banget liat Gara, mana kemarin mommy nya nyuruh ke Belanda." Sambung Mirza lagi.

"Oh pantesan. Tapi tadi sepertinya Pak Gara masih di ruangannya." Sahut Anin.

"Iya tadi kayanya direschedule jam soalnya Pak Andi nganterin dulu Chika."

"Itu perintah Pak Gara?"

"Kayanya sih iya."

Tanpa mereka sadari, percakapan itu sudah menjadi Aku Kamu. Dan sepertinya Anin sudah mulai terbiasa dengan gangguan-gangguan dari Mirza.

Keduanya diam, larut dengan pikirannya masing-masing dan masih dengan es krimnya yang belum habis.

"Jadi gimana mau engga?" Tiba-tiba Mirza bersuara.

LABIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang