23.

664 111 23
                                    

Author POV

"Dede pulang…"

"Christy berisik, mesti banget teriak ya." Ucap Chika.

"Ya maaf, kirain gak ada orang." Padahal Christy tahu di ruang tamu sedang ada drama antara Chika dan Vian.

Sebelum memasuki rumah, Christy sempat memperhatikan keduanya dari dekat pintu.

"Ehh kitty, apa kabar? Lama ya gak ketemu?"

"Baik kok. Btw ini udah malem. Gak baik namu malem-malem."

"Kitty, mulutnya." Ujar Chika.

"Gapapa Chik, ini beneran udah malem. Aku juga gak enak sama Mami Papi kamu. Besok kita omongin lagi aja gimana? Kita jalan, nanti aku jemput."

"Iya boleh."

"Yaudah kalo gitu aku pamit ya, Mami Papi dimana?"

"Gapapa langsung pulang aja, nanti aku pamitin. Mungkin mereka udah tidur."

"Oh yaudah, kalo gitu aku pulang ya. Kamu istirahat. Sekali lagi maafin aku."

"Iya."

Vian beranjak menuju mobil dan Chika tetap menatapnya dari halaman.

"See you ya.."

"Iya, kabarin aku."

"Siap sayang."

Keduanya telah bertukar nomor sebelum Vian memasuki mobil.

"Kak Chika masih mau sama dia? Kalo kitty sih, udah bye aja gitu."

"Iisshh, kamu ngintipin ya dari tadi?"

"Engga, orang keliatan, kedengeran. Ngapain ngintip."

"Sama aja itu namanya."

Keesokan paginya, Chika ditegur Anggara.

"Papi sama Mami semalem belum tidur loh kak, gak sopan banget pulangnya." Ucap Anggara penuh ketidaksukaan.

"Aku yang nyuruh dia langsung pulang Pi, soalnya gak enak juga udah malem."

"Udah-udah gak usah ribut. Kakak hari ini ada rencana ketemu Vian lagi?"

"Rencananya sih gitu Mi."

"Kamu masih suka sama dia?" Anggara kembali sengit.

"Tenang Pi, masih pagi." Kembali Aya menengahi.

Anggara diam setelah Aya angkat bicara. Dia sebetulnya ingin melarang. Namun diurungkan niatnya itu, dia membiarkan putri sulungnya mencerna dengan baik semua hal yang sedang dihadapinya ini.

Bukan tidak suka melihat Chika bahagia, hanya saja jika melihat yang sudah-sudah, orang tua mana yang membiarkan anaknya jatuh pada pilihan yang salah?

Dia sendiripun tidak tahu, apakah terbuka lagi dengan Vian membuat Chika lebih baik? Karena secara tidak langsung Anggara dan Aya, keduanya merasa Chika masih tidak sepenuhnya baik-baik saja setelah hilangnya kabar Vian sejak saat itu.

"Kalo Mami boleh kasih saran. Meski kakak masih ada perasaan sama Vian. Kakak liat dulu gimana maksud Vian dan tujuan Vian. Kakak juga kan lagi deket sama Gara. Ya mungkin kalian statusnya masih PDKTan aja tapi Mami yakin kalo Gara tau ini pun Gara pasti mikirnya kedekatan kalian selama ini cuma buat ngisi kekosongan selama Vian engga ada."

"Bukan Mami atau Papi ngelarang kakak balikan sama Vian. Tapi pikirin lagi baik-baik. Kakak juga kan meski bilang belum kepikiran nikah, pasti sedikitnya punya pikiran kalo tujuan akhir dari pacaran ya pernikahan. Kalo semisal sama Vian gak ada sedikitpun hal untuk itu, Mami rasa gak usah cape-cape buat buang waktu."

LABIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang