20.

807 120 8
                                    

Author POV

Mirza menepati janjinya membawa Anin menuju Korea. Menjajal jajanan street food, mengunjungi festival musim dingin dan bermain salju dengan cetakan bebek. Terkahir Mirza pun sukses membuat sebuah wedding proposal yang tidak akan mereka lupakan.

Liburan akhir tahun yang sempurna untuk sepasang manusia yang sedang bucin-bucinnya.

2 bulan sudah berlalu dari momentum pesta makan malam di Rumah Gara.

Keluarga Gara sudah kembali ke Belanda. Seperti semula, di rumah hanya ada dirinya bersama Bi Iin dan Pak Andi.

Kedekatannya dengan Chika sudah bukan lagi rahasia berdua. Satu kantor pun jelas sekali mengetahuinya.

Bahkan, tidak canggung keduanya menunjukkan kebucinan ketika baru tiba, jam istirahat atau saat akan pulang.

Untuk jawabannya, pada saat itu Chika hanya meminta agar jalani saja seperti biasa. Karena dia sendiri tidak tahu. Bahkan Gara sendiri pun belum tentu benar-benar yakin.

"Chika.."

"Iya Mas.."

"Makan siangnya di kantin aja gimana?"

"Iii baru aku mau ajak kesana."

"Susah ya kalo udah sehati, sepemikiran." Ucap Gara.

"Sa ae ning kang kung. Yaudah yuk."

Setibanya di kantin tentu sudah bukan hal aneh lagi, melihat Gara dan Chika kemana-mana tidak terpisahkan layakanya perangko dengan amplop surat. Lengket.

"Oy pak bos, sini gabung." Tentu itu seruan Mirza.

"Disana gapapa?" Tanya Gara.

"Ya gapapa Mas, lagian penuh. Tumben banget ya rame, lagi pada di kantor semua?"

"Sepertinya sih iya."

Keduanya berjalan menuju meja Mirza dan Anin.

"Kamu mau pesen apa?"

"Mau ayam geprek aja, minumnya air putih ya. Kamu jangan pesen kopi tadi udah ngopi dua kali loh." Peringatan keras dari Chika.

"Yaampunnn bu bos protect baget soal makanannya pak bos." Ledek Anin.

"Berisik ya Anda."

"Wihhhh slow Chik."

"Ok deh, itu aja ya?" Tanya Gara, Chika hanya mengangguk.

"Kalian gercep banget udah di kantin lagi aja?"

"Iya soalnya gue tadi belum sarapan." Ucap Mirza.

"Tumben?"

"Kesiangan gue."

"Lah padahal udah punya calon istri masih kesiangan juga." Kali ini Chika yang meledek.

"Masih calon Chik, belum istri. Jadi banguninnya masih pake telpon."

"Emang kalo udah jadi istri banguninnya gimana?" Kali ini Gara yang menyahut dengan nampan penuh.

"Kek lu gak tau aja bos." Jawab Mirza.

"Emang gak tau gue, makanya nanya."

"Menu aja samaan liat yang, fix bucin akut sih kalian." Kata Anin.

Gara memesan menu yang sama dengan Chika, bedanya hanya ditingkat kepedasan.

"Bucin lu."

"Mirror dude."

"Slow bro."

Saat Gara akan menyahuti lagi Mirza, Chika lebih dulu menengahi.

"Udah ih, makan cepet. Abis ini kita sibuk banget buat meeting dan cek proyek."

LABIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang