Shani POV
"Ra, bangun yuk udah sampe." Aku melihat wajah lelah pada putra bungsuku ini.
Kami sudah tiba dikediaman Gara, terakhir kali ketika aku mengunjunginya anak ini masih setia dengan apartemen kecilnya. Sekarang rumah hasil jerih payahnya sendiri patut kuacungi jempol.
"Emmmh… Udah sampe ya mom?" Tanya Gara menggeliat dan malah semakin erat memeluk lenganku.
"Iya nih, yuk. Mommy pengen ke toilet."
Dia langsung terbangun dengan mata masih terpejam.
"Mommy turun duluan gapapa nih?"
"Ya gapapa dong Mom, ini rumah Mommy juga."
"Tapi ini kali pertama Mommy ke rumahmu loh."
Dia langsung membuka mata dan sepertinya sedikit terkejut.
"Ahh iya, Gara lupa. Yaudah yuk, katanya mau ke toilet." Dia mengajakku untuk turun dari pintu disebelahnya.
"Pak tolong barang kami diturunkan semua ya."
Aku terpesona dengan halaman yang menyejukkan. Nuansa putih begitu kental.
"Rumah kamu keren juga ya, Daddy kalah nih."
"Haha, Mommy bisa aja. Yuk masuk."
"Welcome home Mom." Katanya dengan nada senang.
"Selamat datang kembali di Indonesia Nyonya Shani dan Tuan Gara, gimana perjalanannya?" Tanya Bi Iin yang rupanya masih setia dengan Gara.
"Ya ampun bibi apa kabar? Kangen banget rasanya. Aku kira bibi udah nggak nemenin Gara."
"Alhamdulillah baik Nyonya, mana mungkin saya ninggalin Tuan Muda sendirian."
"Seneng aku kalo bibi masih nemenin Gara. Happy gak bi tinggal dirumah ini? Atau lebih enak di apart?"
"Saya mah dimana aja happy nyah, asal Tuan Muda juga happy."
"Eh mau ke toilet dulu dong sebelum room tour."
"Mari nyah, di toilet tamu dulu aja ya? Saya belum nyiapin kamar. Soalnya Tuan Muda engga berkabar akan pulang bareng Nyonya."
"Iya mom di toilet tamu dulu aja ya, Gara lupa bilang. Hehe."
"Yaudah gapapa sama aja."
Setelah dari toilet aku melanjutkan room tour dan melihat sekeliling rumah anakku.
Tidak kudapati Gara, sepertinya dia melanjutkan tidur karena masih jetleg.
Aku hanya ditemani Bi Iin, karena penasaran aku ingin menggali banyak informasi darinya.
"Bi, Gara gada gitu bawa cewek kesini?"
Saat kami sudah ada di dapur, karena lapar. Aku meminta tolong untuk dibuatkan mie instan.
"Sejauh ini tuan muda baik nyah, engga ada main cewek."
"Ah yang bener? Jangan-jangan bibi dibayar nih biar engga ngasih tau saya."
"Betulan nyah. Tuan muda seperti Tuan Gracio dan Nyonya Shania tidak pernah aneh-aneh meski engga tinggal sama orang tua."
"Ya bagus deh. Kalo pulang malem itu gimana? Misal suka ke club."
"Kalo pulang malem tuan muda sering nyah, karena katanya pekerjaan sedang banyak. Tapi akhir-akhir ini lebih sering pulang cepet."
"Tumben?"
"Sekarang sudah ada nona chika yang sering bantuin katanya sih begitu."
"Chika?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LABIL [COMPLETED]
RandomLabil hanya cocok untuk remaja, lantas jika sudah dewasa tidak bisa labil? "Tidak semua cinta akan berakhir sama. Tapi jika tujuanmu bahagia, kupastikan itu akan menjadi milik kita berdua." Gara. "Tapi aku tidak berjanji untuk tidak membuatmu menang...