1. Pelan-pelan Aleya

9.7K 623 14
                                    

==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

==========Don’t Plagiarism!!!!Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peeps!

Aleya hanya bisa memutar bola mata malas mendengar gerutuan dan ocehan Lyara sahabatnya yang sejak tadi tak berniat berhenti. Aleya tahu ocehan itu juga di sebabkan olehnya tapi rasanya Ara saja yang terlalu berlebihan karena seingatnya kebiasaannya ini sudah terjadi sejak 2 tahun yg lalu.

"Perasaan ini udah dua tahun deh gue kayak gini" Sahut Aleya mencoba membela diri.

Ara mendengus tak terima "Yah justru karena udah dua tahun Aleyandra, lu seharusnya udah sembuh" sembur Ara.

Aleya mendelik mendengar ucapan Ara "Gue gak sakit asal lu tahu ya Ra"

"Gak sakit, tapi lu yang punya kebiasaan cuman makan buah sama sayuran doang dan bahkan setiap kali lu makan makanan selain dua tadi lu pasti muntah. Itu yang lu bilang gak sakit? Hah?! Jawab!" semburan Ara membuat Aleya hanya mampu meringis.

Ara benar, dirinya sakit. Sejak dua tahun lalu ia mengidap 'eating disorder', beruntung saat ini sudah tak separah awal pertama kali ia di vonis kelainan itu, Aleya akan muntah setiap kali dihadapkan pada makanan membuat ia akhirnya di rawat dan hanya dibantu oleh cairan sebagai nutrisi, beruntung setelahnya orangtuanya membawanya berobat dan perlahan ia bisa menerima makanan meski hanya buah dan sayur, otaknya sudah terdoktrin jika hanya sayur dan buahlah yang mampu membuatnya tetap menjaga bentuk tubuh idealnya.

"Lu gak bisa kayak gini terus Le, dua tahun lu gak makan nasi sama sekali, bukan orang Indonesia banget lu" Aleya terkekeh mendengar Ara.

"Gue juga lagi berusaha Ra, tapi setiap kali lihat nasi tuh bawaannya pengen muntah, boro-boro makan" keluh Aleya membuat Ara menatapnya iba.

Sahabatnya itu masih terus menatapnya iba membuat Aleya risih sendiri "Lu cantik Aleya, tubuh lu indah. Lupain ucapan cowok brengsek yang bahkan gak pernah peduli sama lu" kalimat Ara membuat Aleya menghentikan kegiatannya mengaduk salad sayur miliknya.

Aleya paling benci jika seseorang mulai mengungkit permasalahan yang sama lagi "Bisa gak kita gak usah bahas itu" sahut Aleya ketus.

"Tapi lu gak bisa bohong kalau lu kayak gini sejak hari itukan? Cowok brengsek itu gak pantas banget buat bikin lu kayak gini, Aleya"

Aleya sepenuhnya berhenti makan, kemudian menatap Ara "Andai segampang itu Ra, gue gak bakal kayak gini. Gue juga kesiksa tapi gue bisa apa, bahkan setelah berobat gue masih kayak gini. Lu bener, harusnya gue gak usah peduliin si brengsek itu tapi lu gak tahu kalau dua tahun ini gue selalu berusaha dan sampai saat ini gak berhasil Ra. Terus apa yang harus gue lakuin? Hah?! Gak bisa jawab kan lu!" bentak Aleya sebelum melangkah meninggalkan Ara sendiri.

unEXpected!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang