==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========Halo, Peeps!
Aleya pernah memimpikan apa yang terjadi di hadapannya sekarang, Taka dengan kacamata menghiasi wajah tampannya terlihat serius dengan laptop didepannya. Momen ini adalah impian Aleya sejak lama, sejak ia memutuskan menerima perjodohannya bersama Taka di masa lalu dan hari ini ia bisa merasakan sensasi bahagia itu meski kenyataan harus menghantamnya, kenyataan bahwa pemandangan indah ini terjadi saat Aleya tidak lagi berstatus istri Taka, bahkan pria dihadapannya adalah calon suami wanita lain.
Hembusan nafas kasar tak pelak keluar, Aleya benci kenyataan itu. Andai saja ia bertemu Taka lebih cepat, andai saja kesalahpahaman diantara mereka tidak berlarut-larut lebih lama, mungkin pria itu akan jadi milik Aleya sepenuhnya. Pemikiran-pemikiran itu merusak suasana hati Aleya, ia memilih beranjak dari sofa dan membereskan buah yang dimakannya sebagai cemilan.
Taka diam-diam memperhatikan Aleya, Taka jelas tahu suasana hati wanita yang dicintainya itu sedang buruk, bisa terlihat dari cara Aleya membuka pintu kulkas dengan kasar dan meminum habis air mineral kemasan ditangannya.
"Sayang, ada apa?" Ucapan Taka membawa fokus Aleya kembali ke pria itu.
Aleya berjalan mendekat dan duduk disamping Taka "gak apa-apa kok, haus aja tadi"
"Bohong, aku bisa tahu dari gerak-gerik kamu Lea" ucap Taka langsung.
"I'm okay Antaka, cuma agak capek dikit aja karena kerjaan" sahut Aleya bohong, ia tak mungkin jujur soal keberatannya atas hubungan Taka dengan Anne bukan, dimana yang seharusnya keberatan adalah Anne disini bukan dirinya.
Antaka hanya diam menatapnya pria itu tak mengatakan apa-apa, yang dilakukannya sekarang adalah menarik Aleya mendekat dan mendekat erat tubuh mungil perempuan itu.
Aleya tersenyum dalam dekapan Taka, di situasi seperti ini ingin rasanya Aleya menghentikan waktu, ia tak ingin waktu kebersamaannya dengan Taka berakhir. Aleya menyadari ia mulai serakah, ia ingin Taka untuk dirinya sendiri.
"Ka, ada satu rahasia yang perlu kamu tahu" ucapan tiba-tiba Aleya membuat Taka mengernyit bingung.
Taka memberi isyarat mendengarkan dan membuat Aleya memutuskan melanjutkan ucapannya "Aku mau mengakui sesuatu, sebenarnya aku gak pernah merasa terpaksa menikah sama kamu Ka. Hari itu, tepat pertama kali kita ketemu aku udah jatuh cinta sama kamu, meski waktu itu aku gak terlalu nunjukin, tapi jujur aku jatuh cinta di pandangan pertama sama kamu"
Taka terkekeh pelan, jarang sekali Aleya mengakui soal perasaannya pada Taka. Meski Taka sebenarnya sudah tahu, tapi mendengar langsung dari mulut Aleya seberapa besar cinta wanita itu padanya membuat Taka tak bisa menahan senyuman untuk terpatri di wajahnya. Pelukannya pada Aleya semakin erat, ia benar-benar menyesali semua waktu yang ia habiskan tanpa Aleya disisinya.
"Kalau soal itu aku tahu semuanya sayang, aku tahu bagaimana seorang Aleya begitu tergila-gila pada Antaka sejak pertemuan pertama mereka" jelas Antaka penuh kepercayaan diri.
Aleya terkekeh pelan "percaya diri sekali, tapi sayangnya waktu itu cinta aku gak berbalas kan?"
"Kata siapa? Kamu tahu Lea, akulah yang meminta orang tuaku untuk melangsungkan perjodohan itu. Aku gak tahu gimana caranya mendekati kamu waktu, satu-satunya yang terpikirkan adalah dengan dijodohkan. Maka dari itu aku bilang ke mama untuk pura-pura deketin keluarga kamu dan sampai akhirnya kita dijodohin"
Penjelasan Taka membuat Aleya menatap pria itu sepenuhnya "berarti sejak awal kamu memang mau nikah sama aku?"
Taka mengangguk "Iya, sebelum aku tahu soal penyakit ku waktu itu"
"Aku gak pernah nyangka seorang Antaka bisa se-hopeless itu buat deketin cewek, aku memang se-mempesona itu yah?" Ucap Aleya penuh percaya diri.
Taka tak bisa menahan senyumnya, ia menyukai sisi Aleya yang penuh kepercayaan diri "Sejak kali pertama aku ketemu kamu bahkan sampai hari ini, kamu perempuan paling mempesona Lea"
Aleya tahu wajahnya memerah karena tersipu, rasanya seperti kembali remaja. Ucapan manis dari Taka selalu bisa membuatnya salah tingkah, Aleya selalu suka setiap kali Taka memujinya. Ia merasa sangat dicintai oleh pria itu, Antaka yang memujanya adalah satu hal yang ingin selalu ia dengar.
Aleya berdehem pelan, situasi saat ini membuatnya ingin meminta lebih banyak. Aleya menimbang apa tepat meminta Taka melepas Anne demi dirinya, pernikahan pria itu semakin dekat, Aleya tahu sejauh mana progres acaranya dari Chiko. Ingin rasanya Aleya pergi membawa lari Taka, ia tidak ingin Taka bersama Anne, mungkin terdengar jahat dan serakah tapi Aleya tidak bisa terus menerus berdiri di batas abu-abu.
Setelah menimbang Aleya memutuskan untuk mencoba, ia harus berusaha setidaknya sekali untuk tahu keputusan apa yang harus dia ambil nantinya.
"Ta-ka.." ucapan pelan Aleya bertepatan dengan dering ponsel Taka.
Pria itu beranjak berdiri, Aleya tahu siapa yang menelpon, nama Anne terlihat jelas dilayar ponsel Antaka.
"Oke, Abang segera kesana" ucap Taka sebelum mematikan telpon dari Anne.
Aleya bisa melihat ada kepanikan di wajah Taka, Aleya benci keadaan ini, Aleya benci kenyataan kalau Taka sangat peduli pada calon istrinya itu.
"Sayang, aku harus pergi sekarang. Kamu disini dulu yaa, aku gak akan lama, oke?"
Aleya mengangguk, meski jauh di lubuk hatinya ia ingin Taka tetap tinggal dan tidak mempedulikan Anne. Tapi sampai tubuh pria itu tak terlihat dari balik pintu apartemen, Aleya tak kunjung mengatakan apapun. Ia melihat Taka yang berlalu dengan wajah panik, meninggalkan aleya sendirian di apartemen lelaki itu, rasanya seperti seorang selingkuhan yang terbuang.
Aleya menatap kosong, tanpa menyadari perlahan bulir air itu akhirnya jatuh dipipinya.Aleya menangis sendirian dan kesepian.
To be continued.
Ada yang nungguin gak yaa?
Holaa, Im back! Do you still remember me guys? I'm really sorry for being late to upload, im really busy last year, but I hope you still enjoy this.
Btw, Happy New Year!
KAMU SEDANG MEMBACA
unEXpected!
ChickLitAleyandra Rajadza tidak pernah berharap berada disituasi ini, sebagai seorang owner dari event organizer ia sudah terbiasa bertemu dengan banyak klien tapi ia tidak pernah menyangka jika pekerjaan ini pula yang mempertemukannya kembali dengan seseor...