10. Maaf dan terima kasih

5.8K 468 25
                                    

==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

==========Don’t Plagiarism!!!!Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Peeps!

Aleya menatap marah pada pria yang tengah duduk berlutut di hadapannya. Wajah pria itu masih lebam dimana-mana tapi tak lagi mampu memunculkan rasa kasihan Aleya padanya, ingin rasanya Aleya melayangkan satu pukulan di wajah pria sialan yang sepertinya akan menambah lebam di wajah pria itu. Biar saja, Aleya bahkan rasanya ingin meludahi wajah kurang ajar itu, Rifaldi Lesmana pria yang beberapa hari lalu Aleya bela mati-matian.

Rifaldi datang menemuinya di kantor, pria itu mengakui semuanya. Mengakui niatnya mendekati Aleya, dan semua hal jijik yang ingin di lakukan pria itu padanya hanya karena Aleya yang sempat menolaknya beberapa kali. Meski sebenarnya Aleya juga tak seserius itu dengan Rifaldi, ia juga menerima ajakan makan Rifaldi karena pria itu yang terus-menerus mengajak Aleya. Tak tahu harus menolak dengan cara apa lagi, Aleya memutuskan menerima ajakan pria itu yang ternyata di artikan oleh Rifaldi jika Aleya sudah takluk oleh pesona pria itu, sialan.

"Lu bisa pergi sekarang, gue males lihat muka lu" ujar Aleya sambil membuka pintu ruangan kantornya lebar-lebar.

Rifaldi berjalan tertatih dan berhenti sebentar untuk sekali lagi meminta maaf pada Aleya "Saya benar-benar minta maaf, setelah ini saya gak akan ganggu kamu lagi"

"Bagus lah, jauh jauh lu dari hidup gue" bertepatan Rifaldi melewati pintu, Aleya menutup pintu cukup keras.

Aleya memijat pelipis, ia tahu jika dirinya sudah membuat seseorang kecewa. Selepas hari itu, Aleya tak pernah lagi bertemu Taka. Pria itu menghindarinya, bahkan setiap Aleya berniat bertemu dengan alasan membahas acara pernikahan Taka dan Anneke, tetap saja pria itu tak menggubrisnya.

Ketukan di pintu ruangannya membuat lamunana Aleya buyar, pintu terbuka dari luar dan Chiko yang masuk setelahnya.

"Ada apa Ko?"

"Duh, gimana ngomongnya yah Mbak"

Aleya mengernyit melihat sikap pegawainya itu, terlihat ingin menyampaikan sesuatu tapi takut "Ngomong aja Ko, kamu kayak sama siapa aja. Ada apa sih?"

"Gini Mbak, pak Antaka nelpon saya dan minta saya yang take over acara pernikahannya dia. Dia minta saya untuk ketemu dia jam 2 siang nanti"

"Biar aku aja yang nemuin Ko, kamu tetap di kantor. Kirimin aja alamat tempat pertemuannya"

Chiko mengangguki sebelum pamit keluar. Aleya menyadari jika Antaka benar-benar marah padanya, maka dari itu Aleya perlu meluruskan semuanya. Ia akan meminta maaf pada pria itu, Aleya memang harus melakukan itu sekaligus berterima kasih pada Taka. Bisa-bisanya ia malah memilih membantu pria yang jelas berniat buruk padanya, dan entah kenapa sikap Taka yang seperti ini membuat Aleya merasa aneh, merasa tak terima. Entah mengapa Aleya menginginkan Taka terus mengejarnya, dan sikap dingin pria itu membuat Aleya merasakan sesuatu hilang darinya.

unEXpected!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang