==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========Halo, peeps!
Hari ini Aleya benar-benar kelelahan, bahkan ia hanya bisa makan siang sebentar dengan Taka kemudian kembali lagi ke kantor. Jadwal Aleya penuh dari pagi sampai matahari terbenam, dan jam 7 malam ia baru sampai di apartemennya. Seluruh tubuhnya rasanya ingin segera ia rebahkan, tapi baru saja tubuhnya melangkah masuk ke apartemen, Aleya malah menemukan dua orang manusia tersenyum tanpa dosa sedang berada di apartemennya.
Ringga dan indri tanpa tahu malu sedang duduk selonjoran di sofa apartemennya, tapi melihat kehadiran dua manusia itu Aleya bisa langsung menebak alasannya. Sangat jelas terlihat jika Ringga pasti menceritakan semuanya pada Indri, memangnya sejak kapan Ringga menyimpan rahasia dari Indri dan Aleya.
"Gak usah nanya dulu, gue mau bersih bersih" Aleya mendahului Indri sebelum sepupunya itu bicara.
Aleya menarik nafas lelah, sepertinya ia tidak akan langsung mengistirahatkan tubuh. Dengan lesu Aleya melangkah menuju kamarnya, ia akan membersihkan diri sebelum berhadapan dengan dua orang yang akan menanyainya banyak hal.
Setelah membersihkan diri Aleya melangkah pelan keluar dari kamar, terdengar suara dua orang yang sahut menyahut dari dapur apartemennya, Aleya segera menuju sumber suara, sudah jelas dua manusia yang tadi menyambutnya sekarang tengah berada di dapur miliknya. Memasuki dapur Aleya bisa melihat seporsi buah dan dua porsi pasta terhidang di meja makan, ternyata selain untuk memenuhi rasa penasaran, Ringga dan Indri juga berniat memenuhi rasa lapar mereka.
Melihat si empunya menatap penuh selidik, Indri dengan sigap menarik tangan Aleya untuk duduk di meja makan, dihadapan Aleya sudah tersaji sepiring buah buahan yang di tata cantik "Ini yang tata secantik ini siapa? Udah jelas bukan lu berdua"
"Emang bukan, kita pesan online" jawab Ringga dengan entengnya.
Sudah dapat Aleya tebak, dua manusia itu tak ada jiwa kreatifnya sama sekali, jadi mana mungkin tatanan buah cantik dihadapannya adalah hasil tangan dua tamu tak diundang nya itu.
Indri berdehem pelan, mengalihkan fokus Aleya dari buah beralih pada Indri sepenuhnya "Gak perlu banyak nanya nanya lagi, lu tahu alasan kita berdua kesini karena apakan. Jadi sekarang sambil makan lu cerita semuanya"
Aleya menarik nafas pelan sebelum mulai menjelaskan "Oke, gue yakin Ringga udah cerita tentang kembalinya Antaka"
Indri mengangguk, Ringga memang sudah menjelaskan perihal kembalinya mantan suami Aleya.
"Sesuai dengan yang Ringga sampaikan, gue deket lagi sama Taka. Dulu itu adalah kesalahpahaman, kami sibuk dengan praduga masing-masing hingga lupa untuk saling mengkomunikasikan semuanya, hingga berakhir dengan perpisahan. Semuanya antara aku sama Taka udah gak ada masalah, dan gak ada yang harus di salahin lagi" jelas Aleya panjang lebar.
Indri dan Ringga mendengarkan, membiarkan Aleya menjelaskan dengan pelan. Dua orang itu tahu untuk tidak memburu Aleya untuk memberi tahu semuanya.Sebelum melanjutkan, Aleya menikmati lebih dahulu hidangan buah di hadapannya, tapi ia sadar pandangan mata dua orang di depannya itu benar-benar menunggu cerita selanjutnya.
"Buahnya enak, makasih untuk dua malaikat di depanku ini" Aleya mencoba mengalihkan, ia ingin tahu reaksi Indri dan Ringga.
Indri menarik menjauh buah di hadapan Aleya "Buahnya di bahas nanti aja, lagi seru ini"
Aleya terkekeh, untuk penjelasan kali ini ia harus memilah kalimat yang tepat agar dua orang di hadapannya tidak serta merta langsung menilai Taka buruk lagi atau bahkan langsung melarang Aleya dekat dengan Taka lagi.
"Kalian kenal Anneke Putri?"
Dua manusia itu mengangguk, jelas saja siapa yang tak kenal artis multitalenta yang namanya hampir setiap hari di sebut baik di sosial media ataupun di televisi Nasional.
"Pertemuan gue sama Antaka adalah karena Anne, hari itu gue dapat klien acara pernikahan dan ya kliennya adalah Anneke. Sesuai perkiraan Ringga, Taka adalah si calon pengantin pria"
Aleya mengamati reaksi dua orang di depannya, tapi Indri dan Ringga belum menunjukkan reaksi yang berlebihan, Aleya akhirnya melanjutkan "Awalnya gue berusaha tidak terlibat apapun sama Taka, karena waktu itu rasa benci gue sama dia masih sangat amat membara. Hingga akhirnya makin hari Taka semakin membuat gue luluh, tapi saat itu gue sadar kalau gue gak boleh melewati batasan gue, Taka adalah calon suami orang dan gue harus tahu memposisikan diri untuk tidak terhanyut dalam perasaan yang pelan-pelan muncul kembali
"Hingga akhirnya semua semakin jelas, alasan Taka melakukan hal itu di masa lalu. Hari itu, gue sadar kalau perasaaan itu ternyata gak pernah hilang, terus ada disana. Penjelasan Taka menjadi alasan kuat perasaan gue makin gak bisa di kendalikan, tapi meski begitu gue masih mencoba untuk gak melangkah ke pilihan yang salah. Tapi, gue ngeliat Anneke selingkuh dengan sahabat Taka sendiri dan karena hal itulah gue akan selalu ada di samping pria itu. Kalau Anneke bisa begitu bahagia dengan pria lain, Taka juga bisa jauh lebih bahagia sama gue"
Meminum pelan air putih di depannya, tenggorokan Aleya teras kering "Terserah kalian mau ngatain gue apa, tapi gue kekeuh sama omongan gue untuk terus bersama Taka"
Dua orang di hadapannya terdiam, Ringga menatap Aleya tanpa ekspresi sedangkan Indri sibuk menggelengkan kepala. Aleya tidak berekspektasi akan diberi ekspresi itu dari dua manusia di depannya, Aleya pikir Indri dan Ringga akan berusaha membuatnya berhenti membersamai Taka. Tapi nyatanya tak ada respon demikian dari dua manusia terdekatnya itu.
Indri berdehem pelan "Lu bahagia sama yang lu lakuin sekarang Lea?"
Aleya mengangguk, ia bersiap di beri ceramah panjang lebar oleh sepupunya itu.
"Gue akan mendukung lu, kalau sama Taka bikin lu bahagia, then go ahead" dukung Indri penuh.
Sama halnya Indri, Ringga ikut mengangguk "Kalau perlu, kita akan bantu lu buat bisa sama Taka. Bahkan meski harus berhadapan dengan Anneke gue gak masalah, siapa tahu dia bisa terpesona dengan kegantengan gue"
Meski terdengar terlalu percaya diri, tapi omongan Ringga makin menyadarkan Aleya jika ekspektasinya atas respon orang lain tentang pilihannya ternyata tidak seburuk itu. Lihatlah Indri dan Ringga, mereka adalah dua manusia yang selalu terdepan melindungi Aleya tapi respon yang mereka berikan saat ini membuat Aleya yakin untuk terus melanjutkan perasaannya pada Antaka.
Konferensi meja makan yang Aleya pikir akan berjalan alot ternyata berakhir dengan kelegaan bagi Aleya. Setelah ini, Aleya punya pasukan untuk menjelaskan kepada dunia jika dirinya adalah yang tepat membersamai Antaka Putra Dasa.
To Be Continued.
Hi, kangen gak?
Hi! After a long long long time, i'm back!. I hope you guys still remember and wait for me, enjoy the story then.
KAMU SEDANG MEMBACA
unEXpected!
ChickLitAleyandra Rajadza tidak pernah berharap berada disituasi ini, sebagai seorang owner dari event organizer ia sudah terbiasa bertemu dengan banyak klien tapi ia tidak pernah menyangka jika pekerjaan ini pula yang mempertemukannya kembali dengan seseor...