==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========
Hola, PeepsKesadaran Aleya kembali, bersamaan itu pula ia dengan tergesa melangkah menjauh dari pria itu. Taka cukup keras kepala, tanpa mengucapkan apapun pria itu mengikuti langkah Aleya. Aleya merutuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin pria itu tahu keberadaan Aleya, siapa yang memberi tahu Taka. Pikirannya mengelana pada orang-orang terdekatnya, tapi rasanya tidak mungkin mereka memberi tahu Taka, Aleya tahu jelas jika pandangannya soal Taka sama dengan orang-orang terdekatnya. Pandangannya tentang pria yang melangkah dalam diam di belakangnya adalah laki-laki bajingan.
Aleya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap laki-laki yang tidak bisa ia berhenti cintai begitu saja, Antaka berdiri dua langkah dihadapannya. Jika mengikuti kata hatinya, mungkin Aleya akan berlari ke pelukan pria itu. Tapi ia berhenti menggunakan hati, ia ingin mengontrol dirinya sendiri agar tidak terluka untuk kesekian kalinya.
"Aku gak tahu, kenapa kamu bisa ada disini. Tapi aku mohon dengan sangat jangan muncul di hadapan aku" ucap Aleya dengan tegas, berharap pria itu bisa mengerti dan meninggalkan Aleya.
"Can I hug you, for a moment?"
"Damn you Antaka, mau mu apa?" Rasanya seperti Aleya akan butuh banyak kesabaran menghadapi Taka.
Taka mendekat, membuat Aleya mundur selangkah "I miss you, and I wanna hug you, even for a minute"
Aleya berusaha sekuat tenaga untuk tidak luluh, wajah terluka pria itu bisa saja melemahkannya. Aleya kembali berbalik, menatap mata Taka dalam waktu lama bisa membuatnya lupa tujuannya, untuk tidak lagi luluh pada pria itu lagi.
Sekarang Aleya hanya terus melangkah maju, dia tidak berusaha menoleh ke belakang bahkan untuk sekedar memastikan bahwa Taka masih mengikuti dirinya atau tidak. Aleya terus berjalan, tekadnya sudah bulat untuk tidak dengan mudah jatuh di perangkap yang sama lagi. Bahkan jika harus dengan menahan rasa rindu sekuat yang ia bisa, Aleya akan mengusahakan apapun demi tidak lagi terlibat dengan Taka. Aleya menatap ke depan, menyadari semuanya membuat Aleya tak kuasa menahan airmata untuk jatuh di wajahnya, setelah dua bulan lamanya ia menahan tangisnya, kali ini ia kembali merasakan nyeri itu, luka karena ia begitu merindukan Taka tapi tak bisa apa-apa.
*****
Aleya sudah berada dirumah, entah Taka mengikutinya atau tidak ia tidak ingin tahu. Meski di dasar hatinya ia berharap pria itu tidak tahu tempat tinggalnya, ia hampir diserang kepanikan saat melihat pria itu setelah sekian lama dan ia tidak bisa menebak apalagi yang akan ia lakukan, jika pria itu muncul lagi dihadapannya.
Baru saja Aleya hendak melangkah menuju kamarnya saat terdengar bunyi bel, tanpa kecurigaan apapun Aleya membuka pintu dan kali ini ia dilanda kepanikan dengan sempurna saat pria dihadapannya menarik Aleya ke dalam pelukan.
"Biarin kayak gini dulu Aleya, please!" suara terluka Taka membuat Aleya menghentikan usahanya melepas pelukan pria itu.
Aleya mengambil kesempatan menikmati bau tubuh yang dirindukannya "Jangan kayak gini Ka, you hurt me"
Pelukan itu merenggang hingga akhirnya terlepas "Apa udah gak ada kesempatan buat aku Lea?"
Gelengan Aleya menjadi tanda bahwa ia tak mau lagi bersinggungan dengan Taka "Maaf, tapi aku harus melindungi diri aku sendiri Antaka"
"Setidaknya dengarkan penjelasan aku dulu Lea, biar aku ceritakan semuanya"
Sekali lagi Aleya menolak apapun yang ingin pria itu jelaskan "Semua udah cukup jelas Ka, yang bisa kamu lakukan adalah tidak muncul lagi dihadapan aku, kali ini aku mohon"
"Jangan mendorong aku menjauh Lea, semua hanya kesalahpahaman dan aku bisa menjelaskan semuanya"
Mungkin Taka mengira jika Aleya terluka karena pria itu tak menemuinya waktu itu, pria itu pasti tak tahu jika alasan Aleya enggan bersinggungan dengan Taka adalah karena kenyataan yang Aleya sadari bahwa pria itu bukan miliknya, Taka tidak ditakdirkan untuk bersamanya.
"Maaf, tapi perasaan aku ke kamu udah hilang. Gak ada yang tersisa Taka, jadi ku mohon kalau memang perasaan kamu setulus itu buat aku, aku minta kali ini jangan temui aku, jangan cari aku lagi. Kita selesain semua yang belum selesai disini, mari benar-benar berpisah Antaka" Aleya berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis.
Aleya bisa melihat bagaimana kesedihan begitu tergambar di wajah Taka, Aleya tidak mengira bahwa pria itu bisa sampai berkaca-kaca. Bukankah ini yang terbaik, Taka bisa dengan mudah melanjutkan pernikahannya dengan Anne, pria itu tak perlu lagi memilih. Lalu kenapa pria itu harus terlihat seterluka itu saat Aleya memintanya untuk tidak menemui Aleya lagi.
"Setelah ini aku berharap kamu lebih bahagia, maaf memberi banyak luka karena mengenal aku. Tak ada kesempatan menjelaskan, biar semua kenyataan aku simpan sendirian. Kelak, jika kamu akhirnya tahu kenyataannya Lea, aku mohon kembali padaku. Aku akan selalu menunggumu pulang, sekali lagi Aleya aku mencintaimu"
Setelahnya Taka meninggalkan Aleya yang terpaku mendengar ucapan pria itu, kata kenyataan yang selalu diucapkan Taka membuat Aleya mempertanyakan keputusannya. Apakah semua ini sudah tepat, apakah mendorong Taka menjauh adalah hal yang benar-benar yang hati Aleya inginkan.
Punggung pria itu perlahan menghilang, dan setelahnya tangis Aleya pecah. Rasanya seperti dihujam ribuan belati, dadanya sesak, seperti baru saja membelah dadanya sendiri dengan belati yang baru saja diasah.
"I love you more, Antaka"
To Be Continued.
Mbak Lea, kamu salah paham :(
Hi, welcome welcome welcome.
R u still waiting for this amazing story guys?
I have one thing, please support my new story also #tiba-tiba nikah.
I can make sure, you'll like it.And also, happy 100k readers, thank you so much for your enthusiasm guys 😘
So, Don't forget to vote, comment and follow me dear.
P.s. love you all ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
unEXpected!
ChickLitAleyandra Rajadza tidak pernah berharap berada disituasi ini, sebagai seorang owner dari event organizer ia sudah terbiasa bertemu dengan banyak klien tapi ia tidak pernah menyangka jika pekerjaan ini pula yang mempertemukannya kembali dengan seseor...