11. Happy lunch!

5.2K 448 16
                                    

==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

==========Don’t Plagiarism!!!!Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Peeps!

Aleya menjauhkan ponselnya yang sejak tadi tak berhenti berbunyi, notifikasi ponsel Aleya setiap dua detik terus berbunyi dan berasal dari satu orang yang sama, si mantan suami Antaka Putra Dasa. Pria itu terus menerus mengirim pesan mengingatkan Aleya atas janji makan siang mereka, Aleya sedikit menyesali keputusannya mengiyakan syarat Taka. Kali ini notifikasi ponselnya berbunyi beruntun, tapi Aleya hanya mendiamkan berharap Taka jengkel dan memutuskan untuk tak jadi makan siang bersamanya.

Dugaan Aleya salah, bukannya membatalkan pria itu malah menerobos masuk ruangan Aleya sambil berkacak pinggang di depan meja Aleya.

"Kamu tinggal di zaman Megalitikum? Ponsel bunyi cuma di diemin?"

Aleya memutar bola mata malas "Aku lagi kerja Taka, kamu gak ada kerjaan lain selain ganggu orang?"

"Sekarang jam makan siang Aleya, kamu jangan pura-pura lupa sama janji kamu yah!"

"Aku ingat kok, gak usah narik urat gitu kali"

Taka meraih ponsel Aleya dan tas wanita itu "Yaudah ayo! atau perlu aku gendong?"

"Gila kamu!"

Taka hanya diam-diam tersenyum sambil mengikuti langkah Aleya dari belakang. Aleya hanya bisa mendengus kesal saat Taka memaksa pergi bersama dengan mobil pria itu, semakin banyak saja kemungkinan pria itu berada di sekitar Aleya.

"Mukanya jutek amat? Kamu gak ikhlas nemenin aku makan siang?"

"Ikhlas! gak usah ngomong deh Ka, fokus nyetir aja kamu"

Taka benar-benar menuruti keinginan Aleya, ia fokus mengemudi sambil bersenandung kecil pertanda pria itu sedang begitu bahagia hari ini. Berbeda dengan wanita di sampingnya, muka kesal Aleya jelas tak bisa wanita itu tutupi.

Mobil yang membawa mereka berhenti tepat di restoran milik Taka, restoran yang sama saat pria itu menghajar Rifaldi.

"Makan di resto aku aja yah?"

"Terserah, aku kan cuman nemenin"

Taka hanya bisa tersenyum sambil menggeleng, susah sekali membuat Aleya takluk padanya. Tapi Taka bersyukur gadis itu mau menerima syarat Taka untuk menemani makan siang selama seminggu. Awalnya Taka pikir Aleya akan menolak, ia pun terkejut saat Aleya mengiyakan meski sekarang wajah gadis itu tak hentinya ditekuk pertanda jika Aleya kesal dengan ajakannya.

Tapi Taka memilih bodoh amat, ia akan berusaha membuat gadis itu nyaman dan tak lagi kesal setiap Taka mengajaknya keluar. Taka memilih salah satu ruangan khusus, ia tak ingin siapapun mengganggu makan siang bahagianya kali ini.

unEXpected!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang