Permintaan Mina yang ingin bertemu dan berbicara secara langsung dengan Chaeyoung dikabulkan oleh Yerin atas izin dari Woon. Sedangkan Chaeyoung hanya bisa pasrah mengikuti perintah ibunya untuk menemui Mina. Karena sebenarnya Chaeyoung juga ingin bicara empat mata dengan istrinya.
Dan disinilah keberadaan Chaeyoung dan Mina, di monsant cafe. Kafe yang terletak di tepi pantai dengan dinding bangunan berupa kaca, membuat kafe ini tampak sangat menawan dan indah apalagi disore hari saat matahari akan terbenam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mina berdehem untuk kesekian kalinya sambil memutar-mutar gelas kaca berisi air putih diatas meja. Chaeyoung terkekeh geli melihat raut tegang istrinya.
"Kenapa kau tegang sekali?" Tanya Chaeyoung santai, tak menyadari jika dirinyalah yang membuat Mina menegang kaku.
Mina menggeleng pelan "Tidak! Aku hanya... Yah, tidak saja!" "Bagaimana aku tak akan tegang jika kemarin kau hampir saja membunuhku!!?" Sambungnya dalam hati, begitu kesal akan ketidaksadaran suaminya.
"Tidak apa? Dari tadi kau hanya diam saja. Bukankah kau yang ingin bertemu denganku untuk membicarakan perihal perceraian kita? Kenapa kau hanya diam saja? Bicaralah" Kekeh Chaeyoung, benar-benar tak menyadari sorot ketakutan Mina.
Mina meremas ujung dressnya, gugup. Mulutnya kaku. Padahal banyak sekali kata-kata yang sudah disusunnya sebelum datang menemui Chaeyoung. Tapi, kenapa semua kata-katanya kini tak mampu keluar dari mulutnya? Ada apa dengan dirinya sore ini?
"Kau tak mau bicara? Baiklah! Aku yang akan bicara duluan. Dengarkan aku!" Putus Chaeyoung lalu menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Mina hanya mengangguk kecil sambil menatap datar suaminya dan menajamkan pendengarannya agar semua kata-kata suaminya bisa Mina dengar.
"Pertama kali saat aku mengetahui kau masih mencintai Bambam, aku masih terima. Aku pikir, wajar saja jika kau masih mencintai mantan kekasihmu. Tapi, ketika melihat kau bersama dengan Bambam. Rasanya aku tidak terima. Bukan berarti aku cemburu. Aku hanya merasa seperti kau tidak menghargaiku sebagai suamimu saat kau pergi menemui kekasihmu tanpa meminta izin. Itu melukai egoku. Itulah mengapa aku marah besar kepadamu"
"Maafkan aku soal itu" Sela Mina datar.
"Tidak ada yang perlu meminta maaf diantara kita berdua. Semuanya sudah terlanjur. Dan lagi pula kita berdua memang bersalah. Kau pergi menemui kekasihmu dan aku yang marah hanya karena merasa tidak dihargai. Andai saja komunikasi diantara kita berdua berjalan lancar, kita mungkin bisa saling memahami"
Chaeyoung kemudian diam, menatap hangat wajah cantik istrinya yang sudah menemaninya selama delapan bulan. Dan sebentar lagi, wajah cantik itu tak akan lagi menyambut paginya. Tak akan lagi menatapnya datar ketika jiwa mesumnya kumat. Yah, wajah cantik itu akan pergi jauh dari pandangan matanya.
