Decision

2.2K 226 50
                                    

⏸️ EXO - Paper Cuts

"*"

Setelah dilumpuhkan dan diikat didalam kamar tamu. Kini Chaeyoung hanya bisa diam, menatap tajam langit-langit kamar. Kaki dan tangannya diikat menyilang ditiang ranjang, membuat pria itu tak bisa bergerak. Amarahnya belum mereda, terbukti dari tatapan matanya yang begitu tajam dan wajahnya masih memerah padam.

Yerin masuk dan berdiri tiga meter dari ranjang, menatap sendu anaknya. Mata wanita baya itu bengkak dan memerah karena menangisi kejadian pagi tadi. Kali ini Yerin merasa sangat bersalah kepada menantunya. Terutama kepada Chaeyoung.

Yerin memang sudah lama mengetahui perihal perselingkuhan Mina atau lebih tepatnya wanita itu masih sering menemui mantan kekasihnya. Yerin sebenarnya ingin memberitahu anaknya. Tapi, itu bukanlah sifat yang baik. Yerin hanya bisa berharap suatu saat nanti Mina akan sadar dengan perilakunya tersebut. Tetapi, ternyata wanita muda itu tak pernah mau sadar.

"Kenapa? Kenapa kalian mengiksertakan aku ke dalam permainan menyebalkan ini? Apa kalian ingin aku membunuh lagi?" Tanya suara berat tersebut.

Yerin menggeleng kuat-kuat "Ti-tidak. Bu-bukan seperti itu, nak"

"LALU APA!?"

Yerin tersentak kaget melihat tatapan tajam dari Chaeyoung. Astaga! Itu bukan tatapan Chaeyoung tapi tatapan orang lain.

"Yo-young?" Cicit Yerin terbata.

Chaeyoung menyeringai sinis lalu menyentak kuat tangannya sehingga sebagian tali yang melingkar dipergelangan tangannya putus "JAWAB PERTANYAANKU SEBELUM AKU MEMENGGAL KEPALAMU!!!" Teriaknya menggelegar, melototi wanita baya didepannya.

Yerin menegang kaku. Tubuhnya mulai gemetar. Yerin menghapus cepat keringat dipelipisnya sambil menatap waspada anaknya. Tidak, bukan anaknya. Tapi, jiwa lain yang sudah lama tinggal didalam tubuh anaknya. Jiwa yang begitu keras, keji dan tak berperasaan.

"Ma-maafkan ibu, nak. Ibu juga tidak tau jika akhirnya akan seperti ini. Ibu pikir pernikahan kalian akan baik-baik saja. Mengingat kalian bisa bertahan sejauh ini"

Chaeyoung geleng-geleng kepala, terkekeh sinis "Kau sama seperti, Chaeyoung. Yah, mengingat Chaeyoung adalah anakmu. Sedangkan aku bukan. Pikiran kalian selalu melenceng dari apa yang kalian yakini. Aku? Aku sudah tau sejak pertama kali melihat wanita itu. Wanita sialan yang tak punya rasa cinta untuk Chaeyoung! Sikap dan perlakuannya selama ini hanya berdasarkan tanggung jawabnya sebagai seorang istri! Tidak lebih!" Teriaknya marah.

Chaeyoung memejamkan matanya lalu membukanya kembali "Keluar! Dan beritahu wanita itu untuk pergi sejauh mungkin sebelum semua tulangnya aku patahkan!!!"

"Ta-tapi, Young. Bagaimana dengan anak kalian? Si kembar?" Tanya Yerin putus asa. Andaikan saja didepannya adalah Chaeyoung. Maka Yerin bisa merayu anaknya itu untuk berbaikan dengan Mina.

Chaeyoung menunduk, memperhatikan bajunya yang berantakan "Si kembar bukan anakku. Tapi, anak Chaeyoung. Jadi, keluarlah. Aku ingin istirahat. Dunia fana ini tak begitu cocok untukku. Terlalu banyak kebohongan dan penyakit!" Ucapnya serak lalu jatuh pingsan.

Yerin menghela napas lega melihat wajah damai anaknya. Berarti jiwa keji itu tak lagi menguasai tubuh Chaeyoung. Ah, yah. Yerin jadi ingat, jiwa keji itukan hanya akan keluar jika Chaeyoung tak bisa lagi mengontrol amarahnya. Maka Young akan bangkit sebagai pribadi lain Chaeyoung yang haus akan darah.

Yerin segera melepas semua tali yang mengikat kaki dan tangan Chaeyoung lalu memperbaiki posisi tidurnya. Tak lupa menyelimuti tubuh anaknya. Yerin kembali menangis sambil mengecupi seluruh wajah Chaeyoung. Anaknya pasti akan merasa kesakitan saat sadar nanti.

Pieces Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang