Without You

1.8K 214 25
                                    

⏸️ Jin BTS - Epiphany

"*"

Kepergian Mina dari mansion Son akhirnya sampai ke telinga kedua orang tua Chaeyoung.

Woon dan Yerin bergantian menelpon pasangan Myoi guna meminta penjelasan perihal kepergian Mina yang tiba-tiba. Tapi, panggilan mereka tak dijawab sama sekali. Membuat kedua baya itu mendesah kesal dan semakin penasaran alasan dibalik kepergian sang menantu.

Ingin bertanya kepada Chaeyoung juga tak bisa. Sebab pria itu sedang dirawat di rumah sakit karena koma akibat mendapat benturan keras dikepalanya.

Sedangkan si kembar yang tidak tau apa yang sedang terjadi diantara kedua keluarga orang tuanya masih tenang disisi pengasuh masing-masing. Kini si kembar tinggal di mansion utama keluarga Son.

"Apa kita langsung ke Jepang saja untuk menemui Mina?" Tanya Yerin setelah duduk disamping suaminya. Wajahnya memerah karena menangisi keadaan Chaeyoung.

Woon merangkul sayang pundak istrinya "Kita tunggu Chaeyoung sadar dulu. Setelahnya, kita sama-sama ke Jepang" Katanya dengan ekspresi tenang. Padahal otaknya sedang bergelut dengan hatinya.

Yerin mengangguk, memeluk sayang tubuh kekar suaminya dari samping "Baiklah. Ck, kenapa juga kepala pelayan tidak mau menjelaskan apa yang sudah terjadi? Agar kita tak penasaran seperti ini!" Ucapnya kesal sambil sesenggukan.

Woon terkekeh, mengelus lembut bahu istrinya "Bukankah kau sendiri yang mengajari mereka untuk tidak ikut campur dengan masalah pribadi keluarga kita?"

Yerin mendengus kesal kemudian mengangguk. Sebenarnya Yerin masih ingin menangis lagi. Tapi, suaminya melarangnya. Yerin memang akan sangat histeris jika ada sesuatu yang terjadi kepada Chaeyoung, baik itu buruk atau tidak. Mengingat hanya Chaeyoung lah anak satu-satunya.

Woon tersenyum manis, mengecup sayang pipi bulat Yerin lalu mengajak istrinya pergi ke rumah sakit guna menjaga Chaeyoung. Woon berharap agar anaknya itu sudah memberi tanda-tanda untuk sadar.

Dokter Sana memeriksa infus dan alat detak jantung Chaeyoung yang sudah berjalan normal. Beda dengan tiga hari yang lalu saat Chaeyoung tiba di rumah sakit. Detak jantungnya melemah akibat dari dadanya yang terbentur keras di pot bunga besar.

"Keadaan Chaeyoung sudah membaik. Tinggal menunggu keinginannya untuk sadar sendiri. Tidak perlu khawatir. Walaupun tubuhnya mendapat benturan keras tapi tidak ada luka dalam yang serius. Mungkin sebentar malam atau besok pagi Chaeyoung akan sadar" Jelas Dokter Sana kepada orang tua Chaeyoung.

Woon dan Yerin mengangguk bersama lalu mengucapkan rasa terima kasih. Dokter Sana pun pamit pergi. Yerin mengelus sayang pergelangan tangan Chaeyoung, matanya berkaca-kaca melihat wajah Chaeyoung yang babak belur. Woon hanya bisa menenangkan istrinya agar tak menangis lagi, sebab istrinya itu sudah menangis dua hari dua malam.

Keesokan paginya, sesuai perkataan Dokter Sana. Chaeyoung akhirnya sadar. Yerin segera memanggil Dokter Sana yang langsung berlari, datang memeriksa keadaan Chaeyoung. Dua orang perawat melepas alat medis ditubuh Chaeyoung.

Dokter Sana menghela napas lega, menatap serius Chaeyoung "Kau tak boleh banyak bergerak agar luka di tubuhmu cepat sembuh. Dan jangan banyak pikiran karena hal itu akan menganggu penyembuhan luka benturan di kepalamu"

"Kapan aku bisa pulang?" Tanya Chaeyoung lemah sambil melihat keadaan diluar lewat jendela rumah sakit.

"Kau harus dirawat secara intensif. Jadi, kau akan disini selama 1 minggu lagi" Jawab Dokter Sana lalu pamit pergi.

Chaeyoung tak menjawab, hanya memandang sayu langit cerah selama beberapa menit lalu membuka mulutnya.

"Dimana Mina dan anak-anakku?"

Pieces Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang