Dream 🔞+

5.1K 258 30
                                    

⏸️ Iyaz - So Big

"*"

"ERREEEEEEEE!!!"

Teriak Pierro nyaring dan langsung terbangun dari tidurnya. Keringat dingin membanjiri wajah tampannya, bahkan seluruh tubuhnya basah oleh keringat. Tubuh mungilnya gemetar, raut wajahnya begitu ketakutan. Mata tajamnya menyusuri seluruh sudut kamar tidurnya dan berhenti saat melihat punggung kakak kembarnya yang tidur disebelah ranjangnya.

Pierro menghela napas lega, menyingkap selimut yang membalut tubuh mungilnya. Kedua kakinya turun dari ranjang dan beralih naik ke atas ranjang Pierre. Pierro merebahkan tubuhnya disamping Pierre yang tidur menyamping, memeluk erat tubuh kakak kembarnya lalu berusaha memejamkan matanya walaupun susah untuk tertidur kembali.

Alarm pagi membangunkan Pierre dari tidur nyenyaknya. Tapi, rasanya aneh. Tubuhnya seperti sedang dikungkung erat. Pierre melihat ke bawah, ternyata ada tangan mungil yang sama dengan tangannya sedang memeluknya begitu erat. Pierre terkejut. Sejak kapan adik kembarnya mau memeluknya? Bahkan sangat erat, seperti tak ingin melepasnya.

"Ello? Ello, bangun! Ini sudah pagi!"

Pierre menepuk pelan tangan Pierro membuat adiknya langsung terduduk dari tidurnya. Pierre ikut duduk menghadap kepada Pierro, menatap heran adiknya yang terlihat ketakutan.

"Ada apa? Kenapa kau tellihat ketakutan?" Tanya Pierre lembut sambil mengelus telapak tangan Pierro yang mengengam erat tangannya.

Pierro menggeleng kecil, meremas tangan Pierre. Matanya berkaca-kaca, hatinya merasa sangat ketakutan mengingat kejadian tadi malam "Kakak, berjanjilah untuk tidak meninggalkan aku sendiri! Berjanjilah kau akan selalu bersamaku! Ayo, berjanjilah!!" Paksanya menatap mohon Pierre.

Pierre merenggut heran melihat tatapan tak biasa adiknya. Biasanya Pierro hanya akan menatap datar kepadanya. Bahkan sekarang adiknya itu memohon agar dirinya tidak akan pernah meninggalkan Pierro. Mana mungkin itu terjadi? Mereka adalah anak kembar! Tidak akan bisa dipisahkan jika bukan maut yang memisahkan. Mereka akan selalu bersama sampai hembusan napas terakhir.

"Berjanjilah!!!"

"I-iya! Aku beljanji! Tapi, ada apa? Kau tidak sepelti biasanya. Apa kau mimpi buluk? Katakan padaku apa isi mimpimu!"

"Hiks... Tidak perlu kau tau! Yang perlu kau lakukan adalah jangan pernah meninggalkan aku apapun yang terjadi! Kita harus bersama-sama terus sampai tua dan sampai ajal menjemput, tapi jangan sekarang!" Kata Pierro lirih.

Pierre mengangguk mantap sambil menghapus airmata adik kembarnya. Pierro lalu memeluk erat kakaknya. Berharap mereka akan selalu bersama setiap detik. Pierre balas memeluk erat adiknya, mengelus sayang punggung gemetar Pierro.

Setelah Pierro berhenti menangis. Pierre mengajak adiknya turun bersama ke lantai dasar dan menuju ke dapur, mendapati ayah dan ibunya sedang berciuman mesra didepan kitchen island. Pierre menutup mata adiknya, belum saatnya Pierro melihat adegan dewasa kedua orang tua mereka.

"EKHEMMM!!!

Mina menoleh cepat ke belakang dan terkejut bukan main saat melihat anak kembarnya sedang berdiri diambang pintu. Mina mendorong kasar dada Chaeyoung lalu memperbaiki bajunya yang berantakan.

"Sayang?"

"Diam dan lihat kebelakang!"

Chaeyoung membalikkan tubuhnya ke belakang dan mendapati Pierre sedang melotot tajam sambil menutup mata Pierro "CK! Dasar penganggu!" Decaknya kesal.

"Daddy dan Mommy tidak tau tempat belmeslaan!" Omel Pierre melepas tangannya dari wajah Pierro, melototi kedua orang tuanya.

Pierro hanya menatap datar kedua orang tuanya sambil terus memegang kuat-kuat tangan Pierre. Dari tadi Pierro memang tak mau melepas tangan kakaknya, takut kalau Pierre pergi dari sisinya.

Pieces Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang