Hallo semua! Apa kabar!
Udah siap belum baca cerita ini?Ancungkan tangan kalau kalian penasaran sama part ini! ✋
•
•
•Selamat membaca!
Semoga cerita ini bisa menemani malam kalian...Saran.
1. Putar lagu OST-Reunited World-Sad Heart(Whistle ver) 🎧
2. Pakailah dark mode
3. Tarik napas, hembuskan, Scroll secara perlahan•
•Hari ini Aileena memiliki tugas tambahan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun lampu belajarnya masih tetap menyala menemani Aileena yang masih setia menulis. Sejenak Aileena mencoba meregangkan kepala dan badannya sambil membaca kembali soal-soal yang akan ia kerjakan.
Ketika membalikkan halaman selanjutnya, mata Aileena tiba-tiba menangkap sebuah foto yang pernah ia tempel di meja dinding meja belajar miliknya. Fotonya berdua, bersama ibunda yang telah tiada. Aileena tersenyum sambil menyentuh foto itu. Kalau tidak salah, Aileena sedang menangis karena tidak jadi liburan keluarga. Saat itu ibunya berjanji akan membawanya liburan setelah Aileena berhasil mencabut gigi serinya. Karena itu, Aileena kecil pada saat itu ngambek dan membuat sang ibu tertawa sambil berswafoto. Alhasil jepretannya malah membuat tangisan Aileena kian deras. Namun hal itu malah membuat ia rindu dengan kehangatannya bersama ibu kandungnya yang sudah tidak pernah ia rasakan.
“Ibu, kok Ibu ninggalin Aileena sendirian di sini?” senyuman yang ia bentuk tidak lama memudar. Berpura-pura tersenyum itu terkadang menyulitkan, namun semua sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi Aileena.
Beberapa foto lainnya seperti foto keluarga bertiga bersama sang ayah yang tersenyum saat pertama kali memenangkan hadiah berupa kipas angin dan mesin cuci sekaligus pada acara di kantor. Ayah menggendong Aileena kecil dan memeluk ibu yang ikut bahagia bersama beliau dengan senyuman yang tidak bisa dijelaskan. Aileena, merindukan semua momen yang telah ia bangun bersama dengan orang yang ia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Do You Do? [TAMAT!]
Teen Fiction[15+] [Judul sebelumnya : Nice to Meet You, Aileena] Hidup itu terkadang tidak adil. Mungkin kata-kata inilah yang akan selalu terbesit di pikiran Aileena setiap hari. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari Aileena yang harus bertemu dengan luka, sekal...