PLAK!Satu tamparan hebat yang Aileena dapatkan berhasil membuat dirinya bungkam seketika. Padahal belum beberapa saat ia masuk ke dalam rumah, namun ternyata Fina sudah menyambutnya dengan hadiah tak ia duga. Detik itu juga, gadis itu tak lagi berani berkutik. Aileena tidak berani melawan walaupun sebenarnya ia tidak tahu kesalahan apa yang telah ia perbuat.
"Apa sesulit itu ya?" suara Fina seketika meninggi dan melemparkan buku dan kertas ulangan dengan marah. "Saya hanya menyuruhmu hal sesimpel ini, apa cuman ini saja kemampuan kamu? Tidak ada yang tuntas KKM? Maksud kamu apa? JAWAB!"
"Ma-maaf Ma," hanya kata itu yang terlintas di pikirannya ketika Fina sedang marah, permohonan maaf. Dan jelas hal itu justru mengundang gelak tawa dari wanita yang ada di depannya. Gadis itu bersusah payah menahan air matanya agar tidak jatuh dan berusaha menyusun kembali kertas beserta buku-buku yang berceceran dengan gemetaran.
"Kita enggak punya hubungan darah," ujar Fina, yang lagi-lagi mulai mencoba menegaskan hubungan antara kedua orang ini kembali. "Kamu bodoh atau gimana sih? Saya sudah menjelaskan berapa kali kepada kamu? Yang boleh manggil Mama di sini cuman Seyra dan Gean. Dasar anak enggak tahu diuntung. Harusnya bersyukur kamu saya enggak ngusir kamu dari rumah ini. Kalau gini terus, kamu bakal kami usir! Kamu cuman numpang hidup di sini. Sekarang, kamu tahu 'kan kesalahan kamu?"
Aileena menganggukkan kepalanya cepat. Kedua tangannya masih terus bergerak untuk membereskan kertas-kertas yang jatuh berserakan di lantai.
"Kalau sampai Seyra gagal lagi karena ini, saya tidak main-main lho. Nilai Seyra tidak mungkin begini kalau bukan karena kamu."
"Ma," tidak lama, Seyra turun dari kamarnya dan mencoba merangkul lengan Fina. "Udahlah Ma, kasihan saudari saya. Kalau mood Aileena enggak bagus, bisa-bisa Aileena enggak bisa belajar kelompok sama aku."
Mendengar hal itu, Fina lantas mengusap rambut Seyra lembut. Senyumannya terbit begitu saja begitu Seyra datang menghampiri, jelas berbeda dengan apa yang barusan ia lakukan kepada Aileena. "Apa kamu mau punya saudari kayak dia? Enggak malu ya nak? Harusnya kamu yang kasihan sama diri kamu sendiri, mau sampai kapan kamu selalu dapat nilai rendah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
How Do You Do? [TAMAT!]
Fiksi Remaja[15+] [Judul sebelumnya : Nice to Meet You, Aileena] Hidup itu terkadang tidak adil. Mungkin kata-kata inilah yang akan selalu terbesit di pikiran Aileena setiap hari. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari Aileena yang harus bertemu dengan luka, sekal...