Aileena pikir setelah sebulan lamanya berlalu, orang-orang akan mulai berhenti membicarakan Kenzie. Namun nyatanya, gadis itu salah. Akhir-akhir ini, nama Kenzie kembali naik daun setelah laki-laki itu berhasil menjuarai lomba pidato tingkat nasional. Luar biasanya, Kenzie mendapat peringkat pertama. Satu prestasi luar biasa yang kembali membuat nama Kenzie semakin dikenal. Dan lihatlah! Laki-laki yang tengah berolahraga di lapangan sekolah sontak mencuri beberapa perhatian gadis-gadis kelas 12 IPA 1. Yah, Aileena tidak heran kenapa hampir semua anak perempuan berebutan untuk duduk di dekat jendela kelas.
“Pintar, berwibawa, sopan, dan satu poin tambahan, ganteng,” seru beberapa murid yang histeris sambil memandangi ke luar jendela, padahal kelas sedang dalam pelajaran prakarya. Bahkan sang ketua kelas-Vino-angkat tangan karena berapa kali pun ia menegur, hasilnya tetap zonk. Semua tidak mau mendengar perkataan Vino.
“Tolong ya yang masih liatin ke jendela. Kalau gue yang kena masalah, siap-siap kalian.”
“Ih berisik!” ujar salah satu gadis lalu kembali mengerjakan tugasnya sambil sesekali mencuri pandang. Sementara Vino hanya menggeleng kepala sambil menghela napasnya berat. Vino sudah pasrah.
“Gue ikutan kepo jadinya, mau ikutan lihat?” Martha menyenggol lengan Aileena karena kebetulan mereka sekelompok, dan tengah mengerjakan tugas membuat bunga mereka. Sedangkan Aileena hanya bisa tersenyum heran.
“Bukannya hampir tiap hari kita ketemu sama orangnya? Ngapain lagi dilihatin? Mending juga ngurusin tugas kita.”
“Oke,” Martha melepaskan kertas bewarna dan ikutan kepo dengan keadaan. “Gue tinggal bentar ya.”
Baru beberapa langkah Martha berjalan, Bu Clara berhasil mengagetkan seisi kelas. Para siswi yang sedari tadi fokus pada Kenzie kini kembali melakukan aktivitas mereka kembali. Bahkan dalam sekali hentakan, Bu Clara berhasil membuat Martha seketika duduk. Sementara Aileena sendiri hanya bisa terkekeh melihat reaksi sahabatnya tadi.
“Baru saya tinggal sebentar, kelasnya udah pada kemana-mana,” Bu Clara lalu duduk di depan kelas. “Tolong tutup jendelanya.”
Dengan wajah kecewa, para siswi yang duduk di samping jendela akhirnya menutup gorden hingga tidak ada lagi ruang bagi mereka untuk terus mencuri pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Do You Do? [TAMAT!]
Teen Fiction[15+] [Judul sebelumnya : Nice to Meet You, Aileena] Hidup itu terkadang tidak adil. Mungkin kata-kata inilah yang akan selalu terbesit di pikiran Aileena setiap hari. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari Aileena yang harus bertemu dengan luka, sekal...