Happy reading🤗
•
CEKLEK!
Suara pintu yang berdecit terdengar begitu nyaring di telinga. Seyra memasuki sebuah kamar kosong yang sudah tak dipakai oleh siapa pun sejak setahun terakhir. Ia melangkahkan kakinya secara perlahan sambil memperhatikan sekelilingnya. Seyra lalu membuka jendela kamar ruangan tersebut dan membiarkan cahaya matahari masuk untuk menerangi tempat itu. Suasananya masih sama seperti dulu, hanya saja beberapa cat di sudut ruangan sudah mulai mengelupas. Dan ketidakhadiran seseorang yang membuat Seyra merasa, hampa.
Seyra lalu duduk di atas ranjang milik Aileena. Kenangan demi kenangan mulai melintas di kepalanya. Ia ingat betul bagaimana akrabnya mereka berdua ketika masih kecil. Maklum, Seyra saat itu benar-benar berharap memiliki seorang teman bicara yang bisa mengerti bagaimana kondisinya, teman curhat yang mau mendengarkan segala keluh kesahnya.
"Leen, lo tahu gak? Gean udah boleh sekolah lho. Selama setahun homeschooling, Mama memutuskan untuk menyekolahkan Gean."
"Lo kangen gak sama Gean?" tanya Seyra yang entah kepada siapa. Namun Seyra tetap setia melanjutkan kalimatnya seolah Aileena tengah mendengarnya bercerita. "Anak itu jadi aktif banget. Gak mau diem, bener! Tapi, gue takjub dengan pemikiran Gean yang udah makin dewasa. Dan gue yakin itu karena lo, Leen."
Gadis itu mulai beranjak dan memandangi foto-foto momen mereka berdua yang sempat ditempel kembali oleh Seyra. Awalnya, semua foto mereka memang pernah terpampang rapi di dinding kamar Aileena. Hanya saja, Seyra yang kala itu mulai membencinya menyuruh Aileena untuk segera melepaskan semua jepretan yang ada foto dirinya.
Seyra tersenyum miris, sebenci itukah dirinya pada Aileena dulu?
"Leen, gue tahu. Pasti lo benci banget sama gue 'kan? Nggak apa-apa. Lo berhak benci gue. Karena dengan gitu-" kedua bola mata Seyra mulai memanas. Ia merasa jika air matanya sudah bersiap untuk mengalir. "-gue akan merasa lebih tenang."
Sebuah kotak dengan ukurannya yang cukup besar tiba-tiba menarik perhatian Seyra. Seyra lalu membuka benda tersebut.
Tangan Seyra bergetar sembari mengambil biola yang sudah rusak karena Aileena di dalam. Walau begitu, Seyra saat itu tak pernah berniat untuk membuang benda itu. Karena itulah Aileena yang mengambil alih untuk menjaga biola miliknya.
Tentu saja ia tidak akan tega membuang benda ini. Karena ini adalah hadiah pertama dari Aileena kepada dirinya saat ulang tahun yang ke-14. Aileena membelinya dengan uang hasil tabungannya selama ini. Memang, gadis itu. Seyra menggeleng kepalanya ketika mengingat semua kejadian tersebut.
"Kenapa lo masih simpen benda ini, Leen? Kamar lo udah gak cukup untuk menampungnya."
Sepucuk surat terjatuh ketika Seyra ingin meletakkan kembali benda itu. Gadis itu kembali teringat oleh surat yang pernah ditulis tangan oleh saudirinya itu.
Air mata Seyra akhirnya mengalir begitu membuka kertas bewarna kuning itu secara perlahan. Ia mulai terisak ketika mengingat sosok Aileena kembali.
_____
Selamat ulang tahun, Seyra!
Maaf ya, gue terlambat ngasih kadonya. Karena lo selalu di rumah, dan gue mau surprise untuk lo. HeheLo tahu gak? Gue senangggg banget bisa kenal sama lo, Ra. Akhirnya selama bertahun-tahun lamanya, gue punya seseorang yang bisa gue ajak bicara di saat gue kesepian. Gue harap, kita bisa terus begini sampai kapan pun, ya? Janji?
KAMU SEDANG MEMBACA
How Do You Do? [TAMAT!]
Fiksi Remaja[15+] [Judul sebelumnya : Nice to Meet You, Aileena] Hidup itu terkadang tidak adil. Mungkin kata-kata inilah yang akan selalu terbesit di pikiran Aileena setiap hari. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari Aileena yang harus bertemu dengan luka, sekal...