Part 32 - Normal Kembali?

82 18 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, mobil Mama kenapa udah gaada di luar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ma, mobil Mama kenapa udah gaada di luar?"

Hari masih sangat pagi, tetapi Seyra sudah membuat kehebohan begitu sadar dengan mobil milik Fina yang tak lagi terparkir di depan rumahnya. Padahal, terakhir kali Seyra melihat mobil itu sekitar sehari yang lalu. Ia terus berbolak-balik hanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat. Tapi dari tadi Seyra tidak dapat menemukannya! Haduh! kalau begini ceritanya, bagaimana nanti Fina bisa mengantarnya untuk ke sekolah? Berdesak-desakkan di bus? Uh! Membayangkannya saja Seyra tak ingin.

"Mama udah jual," jawab Fina sambil menata dua piring bihun goreng di atas meja makan. Satu untuknya dan satunya lagi entah untuk siapa. Seyra tak begitu menghiraukan hal itu dan memilih untuk langsung melahap bihun goreng dengan wajah cemberut.

"Ma, Terus Mama akan jemput aku pakai apa? Dan buat apa mobil itu dijual Ma?"

"Semua itu untuk pengobatan Gean, Ra."

Pertanyaan Seyra barusan telah dijawab oleh Aileena yang ternyata telah bersiap untuk ke sekolah. Seyra lantas menoleh dari arah tangga sambil menatap tak suka. Mendengar ucapan dari saudarinya tadi berhasil membuat Seyra tertawa sinis. Apa Aileena tidak melihat jika ia sedang berbicara dengan Fina? Bukan kepada dirinya?

"Aileena benar, semua untuk pengobatan Gean. Lagian, masih ada banyak altenatif lain untuk pergi ke sekolah 'kan?

Tunggu dulu apa? Fina barusan membela Aileena? Apa Seyra tidak salah dengar?

Seyra jadi penasaran apa yang sudah membuat Fina luluh terhadap Aileena.

"Makasih ya, Ma," ujar Aileena sambil duduk di meja makan untuk sarapan bersama. Seyra masih menatap tidak percaya dengan pemandangan yang ia lihat pagi-pagi begini. Jadi sepiring bihun yang Fina masak lebih itu, untuk Aileena? Orang yang paling ia benci? Kenapa Fina tiba-tiba begini?

Benar-benar di luar dugaannya. Bukan ini jawaban yang Seyra harapkan. Gadis itu mendengus kesal dan memilih untuk beranjak dari tempat duduknya. Dari pada berlama-lama di sini, lebih baik Seyra berangkat lebih awal. Jujur, ia masih tidak bisa menerima begitu saja fakta bahwa Aileena sudah sedekat itu dengan ibu kandungnya. Melihat bagaimana sikap Fina tadi sudah cukup membuatnya frustasi. Dan Aileena? Huft! Jangankan menyebut, melihatnya saja enggan!

How Do You Do? [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang