Part 34 - Luka

85 15 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua kaki Aileena masih terus melangkah lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua kaki Aileena masih terus melangkah lemah. Tanpa memedulikan bel yang sebentar lagi akan berbunyi, gadis itu memilih untuk menenangkan pikiran di belakang sekolah, tempat yang paling jarang dikunjungi oleh orang-orang. Berkali-kali ia menahan air matanya agar tidak jatuh, namun usahanya ternyata tak membuahkan hasil. Malah, air mata mulai mengalir bebas dengan perasaan kecewa yang tak ternilai.

Langkah Aileena lalu berhenti ketika ada seseorang yang melempar kertas dengan kata-kata kurang mengenakan. Orang-orang mulai memandang Aileena dengan tatapan berbeda, seolah Aileena bukanlah bagian dari mereka lagi. Tidak ada yang membantu, yang ada semakin banyak yang ikut menindas Aileena walaupun gadis itu sudah mengatakan yang sejujurnya.

“Woi gadis narkoba! Enggak mau cek urinenya sekalian?” teriakan dari seseorang yang tidak asing membuat Aileena menoleh. Geng Seyra kembali menampakkan diri mereka dan menghampiri Aileena dengan cepat. Walaupun Aileena ingin sekali berlari, ia tahu semua usaha akan sia-sia karena kini gadis itu kembali terperangkap di sarang harimau. Seolah tak puas dengan perbuatan tadi, Seyra kini mendorong pundak Aileena dengan kuat hingga membuat dirinya harus meringis kesakitan.

Suara tawa akhirnya menghiasi tempat itu. Melihat betapa tak berdayanya Aileena terus memancing keberanian Seyra untuk berbuat lebih. Gadis itu lalu menarik rambut Aileena paksa hingga gadis itu spontan langsung menatap gadis itu dengan air mata yang mengucur.

“Pertama, lo harus menerima hukuman gara-gara sahabat lo tadi dan harus mengaku salah sama gue. Kedua, lo lebih baik pergi ke tempat yang lebih jauh karena nama lo udah jelek di mata orang. Cium sepatu gue, cepat!”

Aileena kini menguatkan kepalan tangannya. Ia sudah bersikap sabar dengan saudarinya selama ini. Tetapi ini yang Aileena dapatkan dari kerja kerasnya? Berkali-kali ia menahan amarahnya agar tidak lepas, tetapi Seyra terus memancingnya.

Aileena perlahan bangkit dengan tatapan tajam. Gadis itu lalu meremas kertas yang ia dapat dan melemparnya asal. Seyra yang tak menyangka Aileena berani melawan dan kini mereka hanya bisa menatap terkejut hingga membuat beberapa di antara mereka mulai mundur selangkah. Apalagi ini adalah sisi yang belum pernah ia lihat dari Aileena.

How Do You Do? [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang