Part 21 - Egois

70 21 2
                                    

Hai!

Gak terasa, besok dah hari Senin lagi ya😌

Eits, tapi intinya, kalian tetep hepi dong karena Nice to Meet You, Aileena update di hari esok? Hahahaha!

Oke, sekian basa-basinya, selamat membaca ya!

Oke, sekian basa-basinya, selamat membaca ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setahun yang lalu

“Ma, kepala Gean pusing banget.”

Untuk pertama kalinya, bocah berusia tujuh tahun itu datang kepada Fina sambil mengeluh sakit kepala. Tangannya tak pernah berhenti memijit keningnya yang berdenyut sana-sini. Padahal beberapa saat yang lalu, Gean masih tengah asyik bermain di ruang tamu. Namun karena Fina menganggap itu adalah hal yang biasa, Fina hanya menyuruh Gean untuk mengolesi dengan minyak kayu putih untuk meredakan rasa sakit.

“Pake minyak biasa aja ya? Itu tuh, ambil di depan meja Mama sana.”

“Oke, Ma.”

Gean yang hanya bisa menurut mulai menganggukkan kepalanya dan melakukan semua itu sendiri. Dan begitu selesai, anak itu lantas kembali bermain mobil-mobilan di ruang tamu tanpa merasa terganggu dengan rasa sakit di kepalanya. Melihat Gean yang sudah kembali seperti biasa membuat hati Fina ikut tenang. Seperti yang ia duga, pasti hanya pusing kepala biasa yang sering terjadi pada banyak orang.

Namun Fina salah, ternyata semua lebih dari apa yang wanita itu bayangkan.

Semakin hari, keluhan mengenai kepala Gean semakin beragam. Bahkan Gean sampai menangis karena sakit kepalanya yang semakin menjadi. Merasa jika ini bukan sakit kepala biasa, Fina lalu membawa anaknya itu untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih akurat.

Dan di sini, Fina yang sedang bekerja kembali dipusingkan dengan hasil laporan yang telah keluar. Pikirannya tidak bisa diajak kerja sama ketika melihat map coklat itu di atas meja. Berkali-kali ia menghela napasnya dan perlahan matanya mulai memerah.

Gean kanker. Parahnya lagi, Gean menderita kanker otak.

Hatinya hancur sehancur-hancurnya mendengar pernyataan dari dokter mengenai kondisi ini. Bagaimana bisa Fina sanggup mengatakan kepada Gean jika penyakit yang bersarang di otaknya ternyata kanker ganas? Bagai disambar petir di siang bolong, Jujur Fina bingung harus berbuat apa. Mengingat anaknya yang masih kecil kembali membuat Fina dilanda perasaan bersalah.

Karena itulah, yang bisa wanita itu berikan kepada Gean adalah operasi secepatnya. Tidak peduli seberapa keras Fina harus bekerja, ia tidak masalah jika ini demi pengobatan Gean.

Apa pun demi Gean, akan ia hajar dan jalani. Bahkan jika itu harus dibayar oleh nyawanya sendiri.

Suatu ketika, hal yang tidak pernah Fina duga sebelumnya muncul. Aileena, gadis itu kembali membuat ulah. Apa maksud ini? Semua laporan yang telah ia susun dengan susah payah hancur hanya karena, ini? Tumpahan air minum di mejanya?

How Do You Do? [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang