P A R T 31

1.1K 89 15
                                    

Rey sedang tidur di bangkunya, menggunakan buku untuk menutup wajahnya. Kiesha yang ada disamping nya ikut tertidur. Gema dan juga Jefan tertidur pulas menggunakan bantal kecil milik adiknya yang sering ia bawa. Bahkan yang lain ada membawa selimut. Hanya Rassya dan Emiliano yang masih setia bermain hp.

Kelas Xll-IPS1 benar-benar hening karena penghuninya tertidur. Ada yang di atas bangku, di atas meja, dan sampai lesehan lantai.

Sandrinna yang baru saja dari ruang guru bersama sahabat-sahabatnya menoleh bingung melihat kelas sepi yang tak ada penghuninya. Bahkan kekicauan Rey cs juga tak terdengar.

"Ni kelas tumben sunyi?"

"Mana pintu ditutup lagi! Mau bikin surprise apa gimana ni?" ujar Qella.

"Kalo di film-film kayak gini mau ngadain surprise ke guru atau keteman yang lagi ulang tahun atau ke pacar." sambung Qella.

"Qella diam!!tu mulut nyeyenyeyey nyerotos mulu dari tadi!" ujar Ratu kesel.

Kia mengintip kecil lewat gorden, mata nya membulat dengan mulut membentuk huruf O.

"Kenapa?" tanya Ratu.

"Pada tidur, pantesan sunyi." jelas Kia.

Sandrinna, Ratu dan Qella mengangguk, lalu berempat nya memilih pergi menuju kantin.

***

Hari ini hari terakhir semester awal setelah mereka melaksanakan ulangan minggu lalu.

"Lo jadi ke Australia?" tanya Kiesha.

Rey mengangguk, "jadi, gue kesana bukan liburan, gue pengen gapai cita-cita gue, yang selama ini gue tunggu, dan bakal kuliah di sana," balasnya.

"Terus Sandrinna gimana?" tanya Kiesha lagi.

Rey menghela nafas, merasa bingung bagaimana menjelaskan ke Sandrinna bahwa dirinya akan kuliah ke Luar Negri.

"Kalo Sandrinna gak mau lo pergi gimana?"

Rey membasahkan bibirnya, "terpaksa gue putusin Sandrinna,"

"He serius? Semudah itu? Inget perjuangan lo buat dapatin dia cuy." ucap Emiliano yang tiba-tiba muncul.

"Kalau mau mutusin dia pake alasan yang kuat."

Ketika cowok itu menoleh, terlihat Rassya, Jefan, Gema, muncul.

"Dari pada putus, mending di omongin ddulu itu kan kalau dia gak terima, kalau dia dukung lo gimana?"

"Nah iya bener, tapi gue liat-liat kayak nya Sandrinna dukung lo deh." sambung Rassya.

"Gue sebenarnya ogah sih mutusin dia, dengan alasan di kuliah di Luar Negri, tapi ya gimana lagi," kata Rey dan menghela nafas lelah.

"Oke, omongin sekarang. Gue udah minta Sandrinna kesini," saut Jefan membuat Rey mendelik.

Pintu basecame kembali terbuka, kali ini menampakkan keempat cewek cantik. Sandrinna, Ratu, Saskia, dan Qella. Keempat nya masuk dan mendekat gerombolan itu.

"Kenapa?" tanya Sandrinna bingung.

"Rey mau ngomong."

Sandrinna langsung menatap Rey, kaget saat tiba-tiba Rey memeluknya.

"Maaf," gumamnya.

Sandrinna menyerngit, "kenapa sih?" tanyanya.

Rey melepaskan pelukannya dan menghelus pipi Sandrinna lembut, " aku bakal kuliah di luar negri."

Mata Sandrinna membulat sempurna, dia benar-benar kaget.

"Luar negri?" ulang Sandrinna. Rey menangguk.

Sandrinna meneguk lidah, "d-dimana?"

Rey tersenyum tipis, "Australia."

Hati Sandrinna mencelos mendengar nya.

"Kamu izinin aku kan?" tanya Rey.

Sandrinna diam beberapa saat, menatap tepat ke mata Rey, "kalau aku gak ijinin kamu gimana?"

Rey menghela nafas, "maaf tapi aku bakal mutusin kamu."

Deg!

Tangis Sandrinna pecah, membuat Rey memeluknya.

"Maafin aku ya?aku ingin gapai cita-cita aku." gumam nya di samping telinga Sandrinna.

Sandrinna melepaskan pelukannya dan menghusap air matanya. "aku larang kamu, Rey!"

Sandrinna pun keluar dari basecame itu.

"Jadi cowok jangan brengsek dong! Semudah itu lo lepasin sahabat gue dengan alasan lo kuliah disana? Hahaha basik!!" ucap Ratu.

Ratu pun menarik dua sahabat nya itu untuk keluar basecame.

Basecame langsung hening setelah keempat cewek itu pergi.



Kisah Kasih REYSAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang