2. Giovanni Almere

174 40 23
                                    

"Waktu adalah persepsi salah makhluk hidup dalam melihat bagaimana dunia berjalan." ~ Argol

¤¤¤

Badai yang terjadi berakhir setelah dua minggu kemudian. Meski demikian, kerusakan yang diakibatkan oleh badai tersebut sudah terlanjur menyebabkan banyak kerugian untuk semua orang di Upper Land.

Di Roveena, mimpi buruk Derek menjadi kenyataan di mana lahan pertanian sebagian hancur akibat banjir. Sementara itu, bayi yang ditemukannya bersama Michael dan Bunda kemudian diputuskan untuk diasuh oleh pihak gereja.

Bayi tersebut diberi nama depan "Giovanni" sesuai tulisan di kertas yang ditemukan bersamanya dan nama belakangnya adalah "Almere" sesuai marga Bunda sebagai perwakilan gereja yang merawatnya. Itu sebab kemudian Bunda mengangkat sang Bayi sebagai anak saat telah berusia 1 tahun.

Sepuluh tahun pun dengan cepat berlalu, peristiwa penyerangan Naga Emoria di Kota Hellvenart kini menjadi sebuah sejarah kelam. Namun, mimpi buruk dan dampak yang disebabkannya masih menghantui seluruh penjuru Upper Land. Tingkat konsentrasi Mana bertambah semakin tinggi dan monster-monster menjadi semakin kuat dan ganas.

Tapi, terlepas semua kesulitan yang menerpa selama sepuluh tahun ini Desa Roveena masih dapat bertahan berkat kegigihan penduduk untuk hidup serta bantuan dari para pemburu monster yang perannya kembali menjadi krusial 10 tahun terakhir.

Alhasil, serangan monster ke Desa Roveena pun jadi sangat jarang terjadi bahkan sudah tidak ada lagi tahun ini.

"Giovanni!"

Bunda memanggil putranya tersebut dari atas loteng gereja. Anak itu tampak sedang mengurus bunga-bunga yang ditanam di halaman depan. Karena Bunda memanggil, Giovanni berhenti sejenak dan meletakkan gunting besar yang digenggamnya.

"Naik ke atas sebentar. Aku memerlukan bantuanmu di sini."

Giovanni lalu masuk dan naik ke loteng. Di sana, dia melihat Bunda sedang berbenah. Banyak kotak dan barang-barang lama yang sudah tidak digunakan lagi berserak berantakan di lantai.

"Gio, cepat bantu aku. Masukkan semua barang-barang ini ke kotak kardus dan letakkan di gudang," perintah Bunda yang langsung Giovanni jalankan.

Tidak lama kemudian, hanya sekitar beberapa menit saja, mereka berdua pun selesai membenahi semua barang di loteng ke dalam gudang.

Selepas itu, Giovanni hendak kembali melanjutkan mengurus bunga-bunga di depan gereja. Namun, tiba-tiba Bunda menghentikan dan menyuruhnya beristirahat sebentar. Bunda juga memberi anak itu segelas air putih dan sekeranjang penuh apel.

"Bagaimana dengan hafalanmu, apa kau sudah menghafal rapalan mantra yang kuajarkan kepadamu minggu lalu?" tanya Bunda seraya duduk di anak tangga depan serambi gereja.

"Sudah Bunda. Jujur saja, rapalan mantra yang itu tidak terlalu sulit kuingat," balas Giovanni.

"Oh, bagus! Itu artinya kita bisa melakukan tes sore ini!"

Senyum terulas di bibir Bunda, kebahagiaannya merekah mendengar ucapan Giovanni. Putranya tersebut selalu dapat memenuhi ekspektasi yang dia miliki.

"Sore ini?" Dahi Giovanni berkerut. Dia kelihatan tidak setuju. "Tapi aku memiliki janji bersama Lufette, kami akan memancing di sungai sore nanti!"

"Apa? Memancing?!"

"Iya, kami sudah berjanji sejak seminggu yang lalu. Gara-gara Bunda selalu mengajariku sihir kami tidak bisa bermain minggu ini!"

Bunda langsung bertolak pinggang merespon perkataan Giovanni. Ekspresi dan suasana hatinya berubah menjadi kesal.

"Kau sendiri yang setuju berlatih sihir, bukankah sudah kubilang akan ada banyak konsekuensinya?" ucap Bunda kemudian.

ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang