"Dualitas selalu ada dalam kehidupan. Untuk berusaha melenyapkannya, itu adalah hal gila." ~ Emoria.
¤¤¤
Langkah kaki-langkah kaki keempatnya melaju cepat di atas permukaan lantai gua yang lembab, sesekali menapak kubangan dangkal dan menciptakan bunyi ciprat air yang renyah. Menyusul mereka di belakang, suara-suara geram serta raung monster terdengar semakin dekat. Tidak hanya satu, melainkan lebih dari yang dapat dihitung dengan jari di kedua tangan.
Giovannj berlari paling depan menerangi jalan, Raven tepat ada di belakangnya memandu arah, lalu ada Ceanta, dan Astria berada paling buntut–menjadi pengawas sekaligus tameng grup dari kejaran kawanan monster yang memburu mereka.
"Ini tidak masuk akal, monster-monster itu seperti tahu kita akan pergi ke mana!" ujar Giovanni
"Mereka monster semut, mereka punya kerja sama yang baik. Apalagi, kita berada di dalam sarang mereka. Monster-monster itu tahu persis rute yang ada di gua ini," balas Astria.
Usai mengatasi blokade monster kumbang sebelumnya, mereka berempat dibuat kaget ketika monster-monster semut bermunculan dari dinding gua di sekitar mereka. Jumlahnya yang terlalu banyak pun memaksa Giovanni dan yang lain melarikan diri semakin dalam ke gua. Sialnya, di sepanjang jalan, monster-monster semut muncul menembus dinding gua untuk menyergap mereka.
Akibat sergapan yang datang dari berbagai arah ini, mereka berempat pun berlari tanpa arah menjauh dari jalan yang seharusnya mereka lalui untuk menyusul Furash dan Alvia. Raven mampu merasakan keberadaan keduanya semakin jauh.
"Kita tidak bisa terus berlari seperti ini, jika lorong yang kita susuri ini berujung pada jalan buntu, kita akan mati!" kata Astria sambil menoleh ke belakang, kedua matanya terbelalak melihat sekilas bayangan samar muncul di dinding gua.
"Aku tahu itu!" balas Raven ketus.
Giovanni dan kelompoknya mungkin berlari sekencang yang mereka mampu, diperkuat dengan mana ke kaki, itu membuat lari keempatnya seperti hembusan angin kencang di saat memasuki musim hujan. Namun, monster-monster semut dengan empat kaki mereka tak mengalami kesulitan berarti untuk menyusul.
Terwaspadakan oleh suara rayapan monster-monster yang semakin dekat, Astria pun menoleh ke belakang sekali lagi. Dia bisa menyaksikan beberapa moncong tajam mendesis dan berusaha mengapitnya dari balik samar-samar kegelapan. Ini membuat Astria panik, dan membuatnya langsung meneriaki semua orang di depan untuk semakin cepat berlari.
"Mereka ada di belakangku!"
Ceanta spontan melirik ke belakang karena teriakannya. Ketika melihat monster-monster semut itu tepat berada di belakang Astria, dia tiba-tiba melihat kilat menyambar dari kegelapan. Bersamaan dengan itu, sekelebat sosok besar bersisik perak dengan gigi tajam muncul menyalang tajam tepat ke matanya. Menyaksikan kemunculan sosok itu, Ceanta tiba-tiba melesat kencang menyalip Giovanni dan Raven.
Giovanni untuk sesaat terkejut dengan kecepatan Ceanta. Namun, dia lebih mencemaskannya. "Hei, jangan mendahului kami seperti itu!"
"Aku tidak mau dimakan semut-semut itu, Giovanni-re!"
"Ceanta!"
Sia-sia, Giovanni tidak bisa mencegah gadis succubus itu lenyap ke dalam kegelapan di depannya.
Khawatir sesuatu terjadi pada Ceanta, Giovanni lantas menambah kecepatannya mengabaikan Raven dan Astria yang membuat mereka kalang kabut karena cahaya penerang mereka menjauh.
"Anak itu!" geram Raven. Dirinya dan Astria juga menambah konsentrasi mana ke kaki mereka untuk menyusul Giovanni.
Keempatnya saling susul dalam kecepatan tinggi. Keadaan gua yang gelap seolah mereka lupakan sejenak. Ceanta yang panik luar biasa berlari dengan sembrono, dia memilih lorong secara acak di setiap persimpangan gua yang dilewatinya. Giovanni yang mengejar cukup kesulitan mengendalikan kecepatan larinya, sehingga beberapa kali menabrak dan tergores dinding gua ketika berbelok. Sedangkan Raven dan Astria tanpa masalah besar melewati lorong gua yang penuh tikungan tajam dan bebatuan besar di tengah lorong dengan kelincahan memukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVE
FantasyKisah ini sudah ada dari zaman dahulu sekali, hingga tidak diketahui secara pasti kapan kemunculan pertamanya. Kisah ini, diceritakan melalui lisan ke lisan, lalu menjadi sebuah legenda, kemudian menjadi mitos, dan pada akhirnya menjadi sebuah cerit...