"Aku memang putus asa, tapi aku masih ingin mencoba!" ~ Giovanni Almere.
¤¤¤
Giovanni bersama Furash datang ke tempat pengepulan budak menggunakan kereta kuda yang dimiliki oleh Thiago. Anak buah pria itu yang menjadi kusir mereka.
Sementara itu, Okopu berubah menjadi sebuah bola yang Giovanni masukkan ke dalam tasnya. Ini guna menghindari orang-orang di tempat pengepulan mengetahui Okopu sebab dia pernah beberapa kali mencoba menyelamatkan majikannya sebelum ini.
Oleh sebab hal ini, Furash mengatakan bahwa mereka harus menemukan majikan Okopu dan menyelamatkannya dalam kurun waktu satu jam.
Furash telah menyusun siasat khusus untuk melakukan hal ini.
Sepanjang perjalanan dari El Murno, Thiago menceritakan dari mana dia dan kelompoknya mendapatkan budak.
Thiago bersama kelompoknya mendapat budak-budak itu dari sebuah daerah di wilayah barat, yaitu Telume yang merupakan daerah sengketa antara Kerajaan Kozia dan Kekaisaran Abadjan.
Budak-budak yang Thiago dapat ini kebanyakan merupakan penduduk Abadjan, namun tak sedikit pula yang berasal dari daerah lain dari Kerajaan Kozia di sekitar Telume.
Giovanni sebenarnya sama sekali tak tertarik mendengarkan. Furash pun sama, namun dia berpura-pura senang mengobrolkan topik perbudakan ini dengan Thiago.
Hal ini bukan tak mengundang kecurigaan pria berjambang itu. Oleh karenanya, dia diam-diam memberi gestur pada anak buahnya untuk terus mengawasi Furash dan Giovanni.
"Furash, kau dahulu pernah berkata bahwa kau muak dengan perbudakan dan tak mau berurusan lagi dengan itu. Tapi, sekarang kau malah menginginkan budak. Ada apa denganmu?" gumam Thiago penuh rasa penasaran dan kewaspadaan.
Sesampainya di tempat pengepulan, Thiago pun membawa Furash dan Giovanni ke dalam gua. Beberapa orang mengikuti mereka, membuat Giovanni sedikit merasa kurang nyaman.
Thiago lalu menuntun Furash melihat-lihat budak-budak yang berhasil dia dapatkan. Ada beberapa yang dilabeli 'pesanan' sehingga tak dapat diperjual-belikan. Nantinya, budak-budak yang bukan pesanan akan diikutsertakan dalam lelang budak yang akan diselenggarakan minggu depan di El Murno.
Beberapa saat berkeliling, Furash dan Giovanni tak kunjung menemukan orang dengan ciri fisik seperti yang Okopu jelaskan diantara budak-budak itu. Sementara batas waktu perubahan wujud Okopu hanya tersisa beberapa belas menit saja. Hal ini membuat Furash dan Giovanni sedikit gugup.
"Rambut putih, mata merah dan biru, seorang gadis ...." Giovanni mengerling ke berbagai sudut dalam setiap kurungan yang disinggahinya.
Penampilan para budak itu hampir sama mengenaskannya, namun tak satu pun memiliki ciri fisik rambut putih dan mata heterokromia yang sedang Giovanni cari.
Waktu terus berlipat, semakin menuju batas satu jam.
Furash telah bersiap jika harus bertarung apabila Okopu berubah namun dia belum menemukan majikan kera itu.
Sampai saat kemudian, ketika rombongan sampai di ujung gua dan Thiago memperlihatkan salah satu kurungan yang ada di sana, Giovanni melihat seseorang dengan ciri khas seperti yang Okopu sebutkan. Dia berada di kurungan terakhir, sebuah sel khusus yang pintunya terbuat dari baja bersigil.
"Tuan Furash, lihat itu!" seru Giovanni seraya menuding ke arah kurungan khusus.
Semua orang langsung menoleh ke arah yang Giovanni tunjuk. Dia sempat terkesiap karena mengira dirinya telah memberitahu maksud kedatangannya dan Furash ke tempat ini. Namun, Thiago tiba-tiba saja tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVE
FantastikKisah ini sudah ada dari zaman dahulu sekali, hingga tidak diketahui secara pasti kapan kemunculan pertamanya. Kisah ini, diceritakan melalui lisan ke lisan, lalu menjadi sebuah legenda, kemudian menjadi mitos, dan pada akhirnya menjadi sebuah cerit...