"Aku berada pada dua pilihan; memilihmu, atau memilihnya. Itu adalah suatu hal yang berat untuk kuputuskan. Namun, jauh dalam lubuk hatiku, aku mencintaimu." ~ Excel.
¤¤¤
Bisnis kecil-kecilan yang Raven lakukan berbuah manis setelah mendapat Antonio sebagai pelanggan pertamanya. Pria paruh baya itu tidak hanya memborong sejumlah sigil buatannya, tetapi juga membantu Raven mempromosikan sigil-sigilnya.
Memang, dapat dikatakan kalau sigil buatan Raven berkualitas baik sehingga Antonio tidak ragu untuk mempromosikannya. Namun, selain itu, sebenarnya alasan Antonio mau membantu Raven adalah karena dia tertarik dengan pemuda itu karena kecintaannya terhadap uang.
Antonio berpikir kalau mereka bisa jadi rekan bisnis yang baik. Jadi, selama pria itu berada di Mugworth, dia meminta Raven untuk menjual sigil-sigil buatannya kepadanya.
Tentu, kesempatan ini tidak dilewatkan oleh Raven demi pundi-pundi shiling yang setidaknya mencukupi kebutuhan makannya beserta anggota party yang lain selama masa larangan bepergian oleh gilda berlaku.
Meski demikian, bukan berarti Raven tanpa kekhawatiran. Dia merasa janggal karena Furash belum kembali setelah pergi seminggu yang lalu. Apa yang tengah pria itu lakukan dan bagaimana kelanjutan dengan kasus yang menimpa mereka, semua itu menjadi misteri. Hingga pada hari kedelapan Furash pergi, seorang kurir datang menemui Raven dengan membawa sebuah surat.
Ketika Raven membuka surat itu dan membacanya bersama anggota party yang lain, semua orang terkejut.
"Kita diperbolehkan meninggalkan Mugworth dan larangan kita untuk menjalankan misi dicabut?" Alvia mengernyitkan dahi mengetahui isi surat.
"Tapi, kenapa?" Ceanta menyahut.
Raven membaca ulang isi surat itu dan memastikan tidak ada satu kalimatpun yang dia lewatkan. Satu-satunya alasan pembebasan party Raz Agul dari larangan adalah karena gilda telah mengkaji kasus mereka dan menemukan kalau mereka tidak bersalah.
Giovanni tentu saja heran bukan kepalang. Pasalnya, Furash mengakui kalau partynya bersalah pada Shaon. Ada Kilman sebagai saksi saat interogasi berlangsung.
"Apa yang telah Tuan Furash lakukan?" tanya Giovanni dalam hati.
Raven melipat kembali surat itu dan memasukkannya ke dalam amplop. Dia lantas menyimpannya ke dalam saku celananya.
"Tidak ada yang perlu kita herankan di sini. Tuan Furash pasti adalah alasan di balik surat ini. Kita tidak perlu memikirkannya," ucap Raven.
"Tapi, apa kau tidak khawatir? Tiba-tiba kita dibebaskan dari larangan seperti ini, dengan alasan yang tidak jelas pula. Apa kau tak mencemaskan apa yang telah Tuan Furash lakukan?" Ceanta membuat Raven mengerling ke arahnya.
"Sedikit," balas Raven. "Tapi, aku percaya padanya. Aku percaya kalau dia tidak akan melibatkan kita pada rencananya."
"Rencana apa?" Ceanta memiringkan kepala dan mengernyitkam dahi.
Raven berpaling menuju ke kasurnya dan segera merebahkan diri. Dia menghadap ke arah tembok, lalu memejamkan mata. Dia sempat kembali bicara sebentar.
"Aku sudah jauh lebih lama mengenalnya daripada kalian semua. Tuan Furash itu mungkin terlihat konyol, tetapi dia pandai memukau orang."
Alvia hanya mengangkat bahu perihal tindakan apa sebenarnya yang dilakukan oleh Furash. Sama seperti Raven, dia memilih untuk tidak peduli. Mereka berdua sudah amat percaya pada pria itu kalau tidak akan ada apapun yang terjadi pada mereka.
Namun, berbeda dengan Raven dan Alvia, Giovanni serta Ceanta justru curiga. Mereka merasa apabila ada hal yang tidak beres tengah terjadi.
Dirinya ingin mencaritahu penyebab pasti dari pencabutan larangan atas party-nya yang aneh ini. Namun, untuk itu dia tidak bisa melakukannya sendirian. Ceanta dapat menemaninya, tetapi untuk mengetahui penyebab pasti kejanggalan ini dia butuh seseorang yang memiliki hubungan dengan gilda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVE
FantasyKisah ini sudah ada dari zaman dahulu sekali, hingga tidak diketahui secara pasti kapan kemunculan pertamanya. Kisah ini, diceritakan melalui lisan ke lisan, lalu menjadi sebuah legenda, kemudian menjadi mitos, dan pada akhirnya menjadi sebuah cerit...