39. Kecurigaan

26 4 7
                                    

"Kau bilang padaku kalau air dan minyak bisa bersatu jika dicampur dengan sabun. Kau terlalu memaksakannya." ~ Lieke Anna Marzia.

¤¤¤

Raven dan Alvia sedang berada di depan penginapan saat mereka mendapati seseorang berjalan mendekat. Mengenali perawakan dan wajah pria itu, keduanya langsung menghampirinya dengan emosi yang telah siap mereka lampiaskan.

"Ke mana saja kau selama ini?"

"Kau membuatku khawatir dasar pria tua bodoh!"

Beberapa pukulan Alvia lesatkan dengan tongkatnya pada tubuh Furash, sedang Raven hanya diam beberapa meter darinya dengan wajah lega.

"Maaf telah membuat kalian cemas. Tapi, setidaknya kepergianku membawa hasil, 'kan? Bagaimana, apa kalian sudah mengambil misi lagi?" tanya Furash.

Alvia mendengus lalu melipat kedua tangan. "Baru kemarin kami menerima surat pencabutan larangan itu. Kami masih belum mempercayainya sepenuhnya."

"Yah, aku ada di sini sekarang. Jadi, kalian bisa yakin kalau kita sudah bebas dari larangan apapun." Furash menyimpulkan senyum.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan, Tuan?" Raven berjalan ke sebelah pria itu.

"Apa yang kulakukan?" Furash kemudian tertawa kecil. "Ceritanya panjang. Yang jelas, saat ini kita sudah bebas. Tapi, masih ada satu hal yang perlu kita lakukan untuk mengamankan posisi kita saat ini."

Raven dan Alvia saling menatap. Alis keduanya tertekuk. Mereka heran dan bingung pada perkataan Furash. Pria dengan jambang itupun bicara kembali.

"Sebelum itu, di mana Giovanni dan Ceanta? Apa mereka sedang di dalam?"

"Mereka pergi sejak pagi. Aku tidak tahu ke mana. Mungkin mereka sedang mencoba mencarimu," ujar Raven.

"Kenapa kalian membiarkannya?" Suara Furash berubah tinggi, nada bicaranya menjadi penuh kekhawatiran.

"Mereka, terutama Giovanni, sama sekali tidak akan mengabaikanmu, Tuan. Kau sudah jadi seperti pahlawan bagi mereka. Anak-anak itu masih naif, mereka tidak tahu caranya menghindari masalah."

Ucapan Raven membuat kerut di dahi dan kedua sudut bibir Furash bertambah. Dia pikir akan kembali ke penginapan dengan mendapati ketenangan setelah beberapa waktu di luar untuk mengurus perkara mereka dengan gilda. Namun, sepertinya ada perkara lain yang harus dia selesaikan.

Masalahnya, Furash tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan masalah lain. Dia memiliki hal lain yang juga sama penting untuk dikerjakan, dan itu melibatkan anggota-anggota party-nya.

Meski Furash selama ini sebisa mungkin menjauhkan Alvia dan yang lain dari masalah rumit, tapi nampaknya dia tak bisa melakukannya kali ini.

"Raven, aku mau kau mencari Giovanni dan Ceanta sekarang. Temukan mereka, lalu bawa mereka ke rubanah Mugworth."

Mendengar ucapan Furash, reaksi Raven dan Alvia berbeda. Raven merasa terkejut, sementara Alvia spontan merasa antusias.

"Kenapa?" tanya Raven.

"Kita akan melakukan conquering. Sudah lama kita tidak melakukannya, bukan? Aku yakin kalian merindukannya."

"Tapi, kenapa tiba-tiba seperti ini? Persediaan kita menipis, aku tidak yakin kita bisa bertahan 3 hari di dalam sana dengan sisa bahan makanan yang kita miliki," papar Raven.

Alih-alih memahami situasi party dan berpikir ulang tentang rencananya, Furash mengabaikan perkataan Raven.

"Itu tidak akan jadi masalah, percayalah padaku. Aku hanya mau kau mencari Giovanni dan Ceanta lalu temuilah aku dan Alvia di rubanah Mugworth. Pergilah sekarang, Raven. Aku tidak mau kita berdebat."

ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang