"Kau tidak akan pernah tahu, bagaimana rasanya sendirian." ~ Regista
¤¤¤
"Aduh!" Sebuah pukulan lemah mendarat di kepala Giovanni.
"Anak nakal! Beraninya kau menghalangi pintu itu agar aku tidak bisa keluar!"
Rupanya, Care sudah berada di belakang Giovanni. Entah bagaimana caranya keluar dari skriptorium meski satu-satunya akses menuju ke sana telah Giovanni blokir.
"B–bagaimana kau keluar? Apa ada jalan rahasia di dalam sana?"
"Itu tidak penting! Sekarang, aku ingin sekali menghukummu atas kesalahanmu itu!"
"Hei, berhenti! Aduh, aduh!"
Care menjewer Giovanni dengan keras sampai telinganya memerah. Kedua telinga Giovanni terlihat mengeluarkan asap setelah itu.
"Baru tahu rasa kau," ucap Care. Dia pun memberikan catatan yang dibawanya pada Giovanni. "Ini, kuharap itu akan membantumu. Dan jangan sekali-kali melakukan hal ini lagi! Sekarang cepat kembalikan semua bangku itu seperti semula!"
Giovanni mendengus kesal sebelum mulai membenahi bangku-bangku gereja yang dia letakkan di depan pintu skriptorium. Beberapa menit kemudian dirinya selesai dan kembali pada Care yang tampak tersenyum bangga.
"Bagus, ayo pergi."
Keduanya lantas berjalan bersama menuju pintu gereja. Tapi, tiba-tiba Giovanni menyadari kalau kertas catatan yang dibawanya telah menghilang entah ke mana.
Merasa panik dan kebingungan, Giovanni mencari-cari di mana catatan-catatan itu namun tidak bisa menemukannya. Saat dia menoleh ke arah Care di depan, Giovanni merasa lebih terkejut sebab biarawati itu sudah tidak ada.
"Loh, ke mana perginya Saudari Care?"
Giovanni melihat ke sekeliling berusaha menemukan kertas catatannya dan Care. Dia tidak melihat tanda-tanda Care meninggalkan gereja dan dirinya pun tak menemukan di mana kertas catatannya berserak bila dia menjatuhkannya.
Giovanni beranjak kembali ke dekat pintu skriptorium, dia lalu berjalan lagi ke tengah gereja. Dia kembali dikejutkan oleh suara rantai diseret yang berasal dari belakangnya. Giovanni pun berbalik badan dan mendapati Care tengah berjalan keluar skriptorium sembari membawa setumpuk kertas catatan dan sebuah rantai.
"Saudari Care?"
"Kenapa kau masih ada di sini? Bukankah sudah kubilang untuk kembali?" omel Care.
"Tapi, bukankah kau sudah keluar tadi dan memberiku catatan itu? K–ke mana kau menghilang tadi? Apa yang terjadi pada catatan yang kau berikan?"
Care nampak kebingungan dengan penuturan Giovanni. Dia lantas mengomel karena merasa Giovanni sedang mengerjainya.
"Apa yang kau bicarakan? Aku baru keluar dari skriptorium dan ini catatan untukmu. Jangan berusaha bermain-main denganku, Gio!"
Care berjalan mendekati Giovanni. Di saat yang sama, Giovanni melihat ada seseorang melangkah keluar dari skriptorium padahal dia tahu hanya ada Care di sana sebelumnya. Tidak hanya itu, terdengar pula suara rantai yang sama seperti yang Care bawa.
Giovanni terbelalak ketika melihat ada Care lagi yang keluar dari skriptorium. Namun, alih-alih membawa catatan dan rantai. Dirinya hanya membawa kertas catatan.
"Saudari Care, itu kau!" tuding Giovanni ke pintu skriptorium.
"Hah? Loh, bagaimana bisa?" Care di samping Giovanni menaik-turunkan kacamatanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVE
काल्पनिकKisah ini sudah ada dari zaman dahulu sekali, hingga tidak diketahui secara pasti kapan kemunculan pertamanya. Kisah ini, diceritakan melalui lisan ke lisan, lalu menjadi sebuah legenda, kemudian menjadi mitos, dan pada akhirnya menjadi sebuah cerit...