13. Kera Goblin Dan Majikannya part 2

25 8 2
                                    

"Renjana itu adalah debu-debu mimpimu yang terempas dan terputus." ~ Remy Isambard

¤¤¤

Perbudakan adalah hal lumrah di Upper Land, terutama di Kerajaan Kozia dan sekitarnya. Banyak pemilik tanah atau saudagar-saudagar kaya mempekerjakan budak yang kebanyakan merupakan kaum minoritas di Upper Land atau berasal dari negeri asing di luar benua.

El Murno sendiri merupakan kota yang paling sering dijadikan tempat jual-beli budak. Tak ayal mengapa Giovanni menyaksikan banyak budak ketika dia datang ke kota ini.

Di tempat pengepulan budak El Murno saat ini terlihat sebuah kereta kuda yang baru datang. Di dalamnya, sejumlah orang bernasib malang meringkuk dalam kondisi mengenaskan.

Tapi, ada satu yang menarik perhatian sebab memiliki penampilan mencolok terlepas kondisi tubuhnya yang dekil dan kotor.

Dia kelihatan seperti seorang gadis berumur 12 tahun dengan rambut panjang putih dan mata heterokromia yang menawan, satu berwarna biru dan yang lain berwarna merah. Kedua matanya yang berbeda warna itu sama-sama seperti dilapisi oleh kaca sehingga selalu mengilaukan berkas-berkas cahaya.

Tubuhnya penuh dengan luka lecet dan memar, bekas tergesek jeruji kurungan serta hantaman benda tumpul. Badannya hampir kelihatan tak berdaging karena kelaparan dan kehausan yang diderita.

Makanan yang diberikan kepada gadis itu, tak sanggup memenuhi kebutuhan nutrisi yang dia butuhkan.

Saat pintu kurungan dibuka, derit engsel berbunyi keras membuat semua orang di dalamnya menoleh ke arah pintu.

"Keluar!" perintah pria berbadan besar yang membuka kurungan.

Semua orang di dalam pun keluar dengan langkah lesu dan letih. Derit rantai yang mengikat kedua tangan mereka riuh berbunyi ketika mereka semua turun dari kurungan.

Si gadis adalah yang paling terakhir keluar. Dengan tubuh kurus dan tak bertenaganya, dia terpaksa melangkah karena orang-orang lain sebelumnya telah keluar.

Begitu menapak turun, gadis itu langsung jatuh saking lemas tubuhnya. Dia sempat terseret oleh orang-orang di depannya sebelum seorang penjaga memberhentikan mereka.

"Wah, apa ini yang bos minta? Kenapa diikat bersama budak-budak lainnya?" Penjaga itu nampak kagum melihat mata si gadis.

Dia berjongkok memperhatikan sekujur tubuh gadis itu dengan senyuman miring di bibir.

"Terlepas kondisinya, gadis ini benar-benar komoditas langka. Barang unik dan mahal. Tak heran Bos menginginkan gadis ini," ucapnya.

Kusir kereta kuda yang membawa gadis itu mendengar pertanyaan si penjaga lalu menoleh ke belakang.

"Aku lupa memisahkannya dari yang lain. Aku tak punya waktu melakukan itu saat mengikat budak-budak ini dari Telume," ujar si kusir kereta.

"Bos bisa marah besar jika mengetahui 'mainan' cantiknya ini diperlakukan tidak baik," balas si penjaga.

"Lantas, haruskah kujamu dia dengan teh atau semacamnya dan kusewakan kereta kuda mahal? Untuk apa kuistimewakan seorang budak?"

Si kusir langsung memecutkan tali kekangnya dan memerintahkan kuda-kudanya untuk segera berangkat pergi.

"Kalau itu sih, untuk Tuan Putri. Bukan benar begitu, gadis manis?"

Si penjaga terkekeh seraya mengangkat dagu si gadis dengan telunjuknya. Dia kemudian memerintahkan anak buahnya melepas gadis itu dan memasukkannya ke dalam sebuah kurungan khusus.

***

Okopu membawa Giovanni dan Alvia menuju ke suatu tempat di luar kota. Letaknya cukup jauh dari El Murno dan berada tepat di bawah kaki bukit kapur yang ada di dekat kota.

ARC OF THE HEIR: TALE OF STRIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang