[41] (17+) Kembali Sedekat Nadi

324 66 19
                                    

   Jika mendefinisikan tentang kehidupan, manusia tidak akan bisa menjabarkannya pada satu definisi yang pasti. Mereka butuh banyak perumpamaan, mereka butuh banyak penjabaran, dan juga membutuhkan banyak waktu untuk menjelaskan apa itu definisi kehidupan bagi setiap manusia itu sendiri.

   Ada yang mendefinisikannya sebagai waktu di mana manusia mengumpulkan banyak pengalaman. Ada yang mendefinisikannya sebagai jalan manusia menemukan dirinya sendiri. Ada juga yang mendefinisikannya sebagai tempat bermain, tempat berjuang, neraka, surga dan ribuan definisi yang tidak akan pernah bisa kita jabarkan hanya dalam satu malam.

   "kalo mas zayn, menurut mas.. definisi kehidupan itu apa?" tanya aqila yang kini sedang memainkan rambut berwarna pirang kecoklatan milik kekasihnya tersebut. Mereka berdua masih berbaring di atas kasur yang sama dengan zayn yang masih merasa lemas karena demam yang baru saja turun pagi ini.

   "kehidupan itu kaya kotak harta karun, saat kita berhasil mendapatkan harta karun, kita bakal seneng bukan kepalang. Padahal belum tentu isi di dalem kotak itu adalah hal yang bakal buat kita seneng kan? Tapi perjuangan kita untuk ngedapetinnya itu yang bakal buat kita gak penasaran lagi sama isi dari harta karun itu."

   "Sama kaya kehidupan, kita menggantungkan harapan kita jauh di masa depan. Kita penasaran, kebahagiaan seperti apa yang bakal kita temuin. Dan selama dalam perjalanan itu tadi, kita bakal ngelewatin banyak lalu lalang yang tentu gak selalu mudah. Bahkan suka bikin kita pengen nyerah. Tapi kadang kita tetep penasaran sama harapan yang kita buat sendiri. Sampai ketika kita sampai di harapan yang kita gantung itu, baru kita bisa tau, ternyata ini yang selama ini kita harapin."

   "ya.. meskipun hasil dari harapan yang selama ini kita cari itu ternyata gak selalu baik atau bahkan tidak menyenangkan, tapi kita mungkin gak bakal nyesel. Seenggaknya, kita udah mencoba." Jelas zayn panjang lebar yang membuat aqila menatap dirinya dalam diam.

   "kayak kita ya?" tanya aqila pelan, sebenarnya ia juga sedang bertanya pada dirinya sendiri.

   "mas zayn pernah, gak? berusaha nyerah sama harapan yang mas bangun? Maksudku, 5 tahun itu gak sebentar. Bahkan gak ada satu clue pun yang ngasih tau ke mas, kalo aku masih ada di dunia." Tanya aqila sekali lagi.

   Zayn pun tersenyum, berusaha bangkit dari posisi tidurnya dan menarik aqila mendekat untuk bersandar pada dirinya. Ia mengecup puncak kepala aqila singkat, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kekasihnya tersebut.

   "kalau menyerah, mas gak pernah mikirin itu, aqila. Mas cuma ngerasa harus terbiasa. Mas gak pernah mikir untuk cari cara buat ngelupain kamu, ataupun nyari seseorang yang bisa bantu mas buat lupa sama semua perasaan mas ke kamu."

   "mas cuma jalan terus, sesekali mas akan merasa capek, karena gak jarang mas bener-bener kangen sama hadir kamu. Tapi sehabis itu, mas akan kembali jalan. Mas terus berjalan sampe mas tau harus berhenti di titik mana. Apa mas akan nemu kebahagiaan lain, atau mas akan terus berjalan tanpa pernah tau jawaban apa yang mas tunggu selama ini."

   "dan ternyata, mas sampe juga di titik akhir dari perjalanan yang mas lewatin. Di mana ternyata mas bisa nemuin kamu lagi."

   Zayn kini memeluk aqila erat, entah sudah berapa kali ia berusaha merasakan hadir aqila di sisinya. Ia selalu berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang sedang terjadi saat ini adalah nyata.

   "tapi mas, perjalanan hidup kan masih panjang ya.. selama manusia masih hidup, pasti bakal banyak lika liku yang bakal dateng meskipun sebelumnya kita udah nemuin harta karun yang selama ini kita cari. Kalau kaya gitu, menurut mas gimana?"

   "hmm.." gumam zayn yang terlihat berpikir.

   Aqila mendongakkan kepalanya untuk melihat ke arah zayn, "eh, aku nanya gitu bukan karena mikir yang aneh-aneh.." ujar aqila yang kini mendapat balasan tatapan hangat dari zayn.

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang