Flashback
12 May 2020.
"halo mas zayn."
"iya sayang, udah di bandara?"
"udah nih, udah boarding. Bentar lagi take off, jadi mau ngabarin mas hehe"
"hati-hati ya, kabarin kalo udah sampe ya."
"oke mas!"
"safe flight, aqila."
Selepas melakukan panggilan terakhir dengan zayn di pesawat, aqila langsung melihat ke arah salma yang juga terlihat baru menyelesaikan satu panggilan telepon miliknya. Namun, setelahnya ia melihat salma yang tiba-tiba melepas sabuknya lalu berdiri melihat ke arah dirinya.
"mau ke mana, sal?" tanya aqila.
"barang titipan gue ketinggalan di depan. Gue ambil dulu ya, bentar kok." Ucap salma.
"ih nanti kalo pesawatnya keburu terbang gimana?" tanya aqila panik.
"enggak, gue cepet kok. Orangnya juga udah gue suruh lari ke dalem, bentar aja kok. Atau nanti kalo misal ketinggalan gue nyusul di penerbangan selanjutnya ya." Jelas salma yang langsung pergi meninggalkan aqila.
"t-tapi sal.."
"duh tu anak ya, tiketnya kalo angus kan sayang." Gerutu aqila yang tidak didengar oleh salma. Aqila pun mengambil tas ransel salma yang ia taruh di bawa kaki untuk diletakkan di kursi penumpang di tempat salma duduk.
Setelahnya, ia ingin mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam tas sampai tiba-tiba ponsel miliknya kembali menyala, menampilkan satu panggilan telepon dari haidar.
"halo haidar?"
"aqila, lo di mana?!" tanya haidar panik.
"gue? di dalem pesawat ini, tapi lagi nunggu salma katanya ada barang yang ketinggalan, tapi kayaknya dia telat deh ini—"
"kasih tau gue lo duduk di kursi nomor berapa?" potong haidar cepat.
Aqila bingung, namun ia tetap menjawab pertanyaan dari sahabatnya tersebut, "gue di.. 2B nih, kenapa sih?" tanya aqila tidak mengerti.
"gue samperin sekarang, tunggu."
"hah maksudnya—"
"halo? Haidar?" panggilan itu langsung terputus begitu saja setelah haidar berkata akan menghampiri aqila. Ketika masih dalam keadaan bingung, aqila kembali dibuat terkejut dengan haidar yang kini sudah berada di hadapannya. Menggunakan topi dan juga masker yang menutupi dirinya.
"haidar? lo ngapain di sini?" tanya aqila heran.
Tanpa menjawab pertanyaan aqila, haidar pun langsung meraih tangan aqila dan menatapnya dalam, "dengerin gue, aqila."
"lo harus ikut gue pergi dari sini. Salma, dia bukan orang baik. dia mau nyelakain lo." Ucap haidar yang langsung membuat aqila kaget dan juga bingung. Belum sempat aqila protes, ketika haidar kembali berbicara dan membujuk dirinya untuk menuruti apa yang haidar katakan.
"salma, gue tau sesuatu tentang dia. Gue gak bisa jelasin di sini, kita gak punya waktu. Jadi please ikut gue, lo harus lindungin diri lo. Untuk ngelindungin orang-orang yang lo sayang juga, termasuk papa lo, dan bang zayn." Aqila masih tidak bisa mencerna semuanya. Namun, melihat tatapan serius yang terpancar dari kedua mata haidar, membuat ia berusaha menepis sedikit rasa penasarannya.
"lo mau bawa gue kemana? Terus kalo salma balik gimana?"
"salma gak akan sempet balik. Liat, pramugari udah mulai ngitung jumlah penumpang, tandanya pintu pesawat bakal segera ditutup. Salma gak bakal sempet balik. Sekarang, kita turun dulu, kali ini aja percaya sama gue. Lo boleh bunuh gue kalo gue pada akhirnya ngelakuin sesuatu yang konyol."
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL DESTINY
Fanfiction[END] Zayn Lazuardi, seorang lelaki semester akhir yang suatu hari tanpa sengaja dipertemukan dengan seorang perempuan yang ia pergoki sedang memandanginya ketika ia sedang tertidur di dalam bus, juga dengan pertemuan lainnya yang terjadi secara...
