[45] Selamat Jalan

209 64 11
                                    

[BGM Recommendation: Starlight - CHA NI (SF9)]


Flashback, Agustus 2014.

   "aqilaaa! sini buruan."

   "eh gue belum telat kan?"

   "hampir telat, tadinya mau gue tinggal aja."

   "ih jahat banget lo."

   Hari ini merupakan hari kedua dari acara orientasi mahasiswa yang dilaksanakan di universitas tempat aqila dan haidar akan melanjutkan dunia pendidikannya masing-masing. Matahari hari ini sangat terik, membuat barisan mahasiswa baru yang sedang menunggu arahan dari para panitia ospek terlihat sudah mulai merasa gerah, termasuk aqila yang baru saja masuk ke dalam barisan dan berdiri di samping haidar.

   "dari mana sih? Tadi di ajak berangkat bareng gak mau."

   "hehe, ini beli bekel buat kita." Ucap aqila sambil menunjukkan isi dari tasnya.

   "bekel permen kapas mah lo doang yang makan."

   "hahaha, lah gak mau? Yaudah makasih ya." Ujar aqila yang langsung mengundang tawa keduanya.

   Haidar dan aqila berada dalam satu kelompok yang sama setelah insiden di mana nama aqila tidak terdaftar di kelompok mana pun. Beberapa kakak tingkat banyak yang ingin memasukkan aqila ke dalam regu yang mereka pimpin, namun aqila menolaknya secara halus dan meminta untuk dimasukkan ke regu nomor 06.

Regu tempat di mana haidar berada.

   Beruntung ketua panitia tersebut menyetujui permintaan aqila, sehingga kini ia bisa memiliki teman berbicara tanpa perlu melakukan perkenalan terlebih dahulu.

   "dar, liat deh. Itu kating cewek ngeliatin ke sini terus tau, kayaknya dia suka deh sama lo." Bisik aqila pada haidar saat sedang memasuki sesi acara santai.

   "ngeliatin doang mah belum tentu suka, aqila."

   Aqila melirik haidar dengan lirikan yang seolah tengah menggoda sahabatnya tersebut, "ah, masa sihhh?"

   "mending abisin nih permen kapas lo sebelum acara santainya kelar."

   Aqila dan haidar terus berbincang satu sama lain, tidak jarang aqila maupun haidar meluangkan kesempatan untuk berkenalan dengan anggota regu lainnya. Meskipun terkadang sulit bagi aqila karena ia yang terlalu malas untuk mencari teman baru. Namun, ia tetap melakukannya. Aqila menganggapnya sebagai formalitas semata.

   kalau dapet temen beneran ya alhamdulillah, kalau ternyata sama aja kaya yang udah-udah, ya udahlah, Pikir aqila kala itu.

   Namun di sisi lain, tidak jarang beberapa dari anggota perempuan yang berada di regu yang sama terlihat sedang menggunjing aqila dari jauh. Sayangnya, suara dari mereka sesekali masih bisa terdengar oleh telinga aqila maupun haidar.

   "itu cewek nempel banget deh sama si haidar, temen doang kan padahal ya?"

   "gatau deh, gue mau nyoba ngobrol sama si haidar jadi males nanti diposesif-in sama cewek itu haha"

   "temen posesif gitu kali ya, haha"

   Haidar bisa melihat bahwa aqila pun mendengar beberapa perbincangan yang sedang membicarakannya dari kejauhan, namun aqila hanya diam. Ia tidak berusaha membantah atau pun mencari masalah. Lagi pula ini masih awal bagi dirinya untuk memulai dunia perkuliahannya, ia akan menganggap acara ini sebagai tempat pertama dan terakhir kalinya ia bertemu dengan mereka-mereka yang sedang membicarakannya.

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang