[04] Zayn: Gantungan Uniqorn

622 165 51
                                    

   "Lo.."

   "bisa bangunin gue gak kalo udah sampe kampus UI.." ucap gue yang mungkin tidak akan pernah didengar oleh perempuan yang kini sudah berlari meninggalkan gue. Gue gak tau hal apa yang membuatnya sampai terburu-buru seperti itu. Padahal jika diingat-ingat, kayaknya dia bakal dateng ke seminar yang sama dengan gue. Gak ada seminar lain hari ini selain seminar di fakultas tersebut.

   Gue sudah turun dari dalam bus, dan mulai berjalan pelan menuju lokasi seminar sambil terus mengubungi jeffrey via chat.

***

i-Message : Jeffrey

Zayn
Di mana?

Jeffrey
Lo ngechat gue kayak lagi ngechat pacar anjir..

Zayn
Bang.

Jeffrey
Tumben banget lo sopan sama gue

Zayn
Sat.

Jeffrey
Gue ga jadi dateng ya bro :)

Zayn
Oke, jangan ke kafe juga ya.

Jeffrey
Anjir iya ini gue di jalan, rese lo

Zayn
Hati-hati.

Jeffrey
Geli anjir, cari pacar sana lo buat diperhatiin

Zayn
Y

Jeffrey
Cariin gue bangkuuu
Anjir di read doang

***

   Gue gak bisa menahan tawa saat membaca pesan terakhir dari jeffrey yang berakhir gue tinggalkan dalam read mode. Tidak berniat membalasnya karena gue langsung memasukkan ponsel ke dalam saku celana. "kayak gak bisa cari bangku sendiri aja, padahal nyari cewek jago." Gumam gue yang mungkin terdengar gak nyambung, tapi gue memang kadang suka punya pemikiran yang susah untuk dimengerti oleh siapapun, selain diri gue sendiri.

   Gue sudah sampai di depan pintu masuk tempat seminar dan sedang mengisi nama peserta sebelum akhirnya gue dipersilahkan untuk masuk. Selama berjalan, gue terus memikirkan perempuan yang tadi berada di dalam satu bus yang sama dengan gue, "kayaknya dia dateng ke seminar ini juga deh." Gumam gue yang entah kenapa malah memikirkan perempuan yang baru saja gue temui hari ini.

   Gue memindai setiap isi ruangan seminar, berusaha mencari spot terbaik untuk duduk. "yang dateng banyak juga, padahal abis hujan." Ucap gue sambil terus mencari kursi kosong terdekat.

   Ketemu. Gue berjalan ke arah kursi yang terlihat masih tampak kosong, namun semakin gue berjalan mendekat, gue semakin tidak asing dengan seseorang yang kini tengah duduk di sebelahnya. Dan ternyata perkiraan gue benar, dia adalah perempuan yang sebelumnya duduk di sebelah gue di dalam bus.

   "gue boleh duduk di sini?" tanya gue yang terlihat membuat dia sedikit kaget dengan keberadaan gue.

   "lagi gak nunggu siapa-siapa kan? gue duduk di sini ya." Ucap gue sekali lagi, dan tanpa menunggu persetujuan darinya, gue pun langsung memilih duduk di sebelahnya.

   Gue menyadari bahwa dia masih diam, dan hal itu membuat gue kembali menoleh ke arahnya dan menatapnya. Mata bertemu mata. Jarak kami berdua pun tidak terlalu jauh, kalian bisa bayangkan jarak sebuah kursi yang berdempetan dan melakukan eye contact dalam jarak sedekat itu. Itu yang sedang gue lakukan sekarang dengan dia.

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang