[49] (17+) Apartemen

408 62 6
                                    

1 Tahun Kemudian.

   Aqila sedang duduk di balik meja kasir sambil sesekali menatap lalu lalang manusia yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Hari ini, sudah sebulan semenjak aqila berhasil membuka toko kuenya sendiri. Gravity Bakery, nama dari toko kue aqila. Toko miliknya tidak berukuran besar, hanya sebuah toko kecil dengan beberapa rak kue berbentuk huruf I dan L. Aqila sengaja mencari sebuah ruko dalam ukuran kecil agar ia bisa fokus untuk belajar membuka usaha terlebih dahulu.

   Toko kue aqila berjarak cukup dekat dengan lokasi tempat kafe zayn berada, hanya berselang 5 tempat. Itu sebabnya terkadang zayn akan mampir ke toko kue aqila, ataupun sebaliknya. Seperti hari ini, di mana aqila mulai tersenyum ketika melihat sosok zayn yang baru saja keluar dari dalam mobilnya yang terparkir di depan toko. Terlihat seperti zayn baru saja pulang dari kantornya.

   "mas zayn baru pulang?" tanya aqila saat zayn sudah berada di hadapannya dan langsung menyandarkan kepalanya pada bahu aqila.

   "he'em." Gumam zayn pelan.

   "lagi capek banget ya? Kenapa tadi gak langsung ke kafe aja biar tiduran dulu." Ujar aqila sambil menggenggam tangan kiri zayn dan mengelusnya pelan.

   "gak deh mas pgn ktsmu kmddl.." gumam zayn pelan.

   "hah? Mas zayn ngomong apa sih?" tanya aqila yang berhasil membuat zayn bangkit dari posisinya dan menatap aqila, ia pun terkekeh, "mas pengen ketemu kamu dulu."

   "kan biasanya sore aku ke sana, ini juga 30 menit lagi aku tutup."

   "30 menit itu lama, sayaaang." Balas zayn yang langsung menarik pinggang aqila dan kembali memeluknya.

   "lama apanya.. mas lagi clingy mode on ya kayaknya.." ujar aqila yang kini membalas pelukan zayn. Aqila mengusap rambut halus zayn yang kini terlihat tampak gondrong, ia juga masih bisa mencium aroma parfum favoritnya dari tubuh kekasihnya.

   "tadi kerjaannya banyak ya?" aqila membuka suara setelah keadaan terlihat hening dalam beberapa menit.

   "iya." Jawab zayn singkat.

   Kini aqila mengerti alasan di balik sikap zayn yang tiba-tiba menjadi manja, seperti dirinya yang selalu menjadikan zayn sebagai rumahnya, maka zayn pun seperti itu. Mereka saling mencari di akhir kesibukan yang menguras waktu dan tenaga mereka masing-masing, seperti yang dialami zayn hari ini. Ia membutuhkan aqila sebagai tempat ia melepas penat dan mengisi kembali energinya yang telah habis.

   "nanti malem, ada lembur gak?"

   "gak ada."

   "aku nginep apart ya." Ucap aqila yang berhasil membuat zayn meregangkan pelukannya.

   "mau nginep?" aqila mengangguk.

   "biasanya gak mau." Ucap zayn yang membuat aqila tertawa, "malem ini pengecualian deh, sekalian bahas wedding yuk." Ajak aqila dengan senyuman di wajahnya.

   "mau bahas sekarang?"

   "iya, hehe. Yuk, kita mulai bahas. Aku udah siap." Jawab aqila sambil tersenyum.

   Semenjak hari di mana zayn melamarnya di Pinusan Jogja, aqila mengatakan pada zayn bahwa ia masih butuh waktu memikirkan kesiapan dirinya untuk masuk ke dalam dunia pernikahan. Hal ini tentu tidak hanya dialami aqila, beberapa perempuan di luar sana mungkin pernah mengalami hal yang sama seperti dirinya.

   Meskipun hatinya mengatakan ia sudah sangat mencintai zayn dan siap menghabiskan sisa waktunya bersama zayn. Namun, aqila juga sadar bahwa dunia pernikahan tidaklah semudah itu. Ada banyak hal yang aqila tahu, ia belum siap secara fisik maupun batin.

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang