[50] (21+) Eternal Destiny

877 69 37
                                    

[BGM Recommendation: Finale - DAY6]

Bali, 15 Januari 2027.

   Pernahkah kamu menebak sesuatu dalam hidupmu? Misalnya, menebak siapa yang akan menjadi temanmu di masa sekolah? siapa yang akan menjadi guru kelasmu? atau menebak siapa yang akan membuatmu merasakan indahnya menyukai seseorang lain di masa remaja? Terkadang, menebak-nebak sesuatu itu menyenangkan, membuat jantung kita menjadi terpacu untuk berdegup begitu cepat.

   Dalam hidup, ada juga masa-masa di mana kita akan mengkhayal tentang 'akan menjadi apa kita di masa mendatang?' Terkadang juga, akan ada masa-masa di mana kita akan tersenyum atau bahkan tertawa dengan takdir yang kita dapatkan di masa depan. Masa depan yang kini telah berubah menjadi 'masa kini'.

   Hari ini, salah satu hari bahagia datang menghampiri sepasang kekasih yang telah melalui berbagai macam lika-liku dalam hubungan mereka. Siapa yang akan menyangka, jika lelaki yang tanpa sengaja aqila pandangi dalam diam di suatu bus beberapa tahun lalu, akan menjadi seseorang yang kini tengah menunggunya di ujung altar. Begitu juga sebaliknya, siapa yang akan menyangka jika perempuan yang menjatuhkan gantungan uniqornnya tanpa sengaja di sebuah seminar, akan menjadi perempuan yang paling zayn cintai.

   Aqila perlahan memasuki tempat acara pernikahan, berbalut gaun putih cantik yang menjadi pilihan kekasihnya, ia mulai berjalan bersama papanya melewati beberapa tamu undangan yang telah menatapnya dengan penuh haru kebahagiaan. Begitu juga dengan seorang pria yang telah menunggunya di ujung altar sambil tersenyum, tidak sedetikpun zayn memalingkan pandangannnya dari wanita yang kini semakin mendekat ke arah tempat ia berpijak. Tanpa ia sadari, bahwa kedua matanya sudah mulai berkaca-kaca.

   Zayn menggigit bibir bawahnya, berusaha menetralisir perasaannya sendiri. Namun ia gagal, beberapa linangan air mata berhasil lolos beberapa kali membasahi pipinya. Meskipun begitu, ia terus menatap aqila dan sesekali mengusap air matanya sendiri. Ada perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan. Ia terlalu bahagia, kebahagian yang membuatnya ingin menangis.

   Setelah sampai di hadapan zayn, papa aqila mulai melepas tangan aqila pada lengannya dan melepaskan putri semata wayangnya kepada zayn yang telah siap menyambut kekasihnya. Aqila tersenyum, begitu juga dengan zayn yang masih terlihat berkaca-kaca.

   "jangan nangis" gumam aqila tanpa suara. Ia tersenyum, senyuman termanis yang pernah zayn lihat dalam hidupnya.

   Acara sakralpun dimulai, kedua mempelai mulai melaksanakan prosesi pernikahan, ditemani suara deburan ombak yang bisa mereka lihat dari tempat keduanya berpijak, juga suara-suara angin yang dengan ramah menyapa kulit mereka. Kini, aqila dan zayn telah resmi menjadi sepasang suami istri yang siap menyambut setiap hari baru yang akan mereka jalani bersama-bersama, berdua, dan selamanya.

   Keduanya kini kembali saling berhadapan, zayn meraih jemari aqila dan menggenggamnya seraya menampilkan sebuah senyuman hangat pada aqila sebelum akhirnya ia mengucapkan janji pernikahan terlebih dahulu kepada kekasihnya.

   "Aqila nainawa, aku mengambil engkau menjadi seorang istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

   Selama mendengarkan janji yang diucapkan oleh zayn, aqila tak dapat lagi membendung air matanya. Ia pun berusaha sedikit menahan tangisnya untuk mengucapkan janji yang sama seperti yang telah zayn lakukan. Dengan pandangan yang masih saling terkunci satu sama lain, aqila berhasil mengucapkan janji yang sama, memberikan senyuman di akhir kalimatnya.

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang