[24] Jeffrey: Lembaran Baru

344 114 47
                                    

   Seberapa keras usaha lo untuk bisa melupakan seseorang?

   Atau, seberapa sayang lo sama seseorang sampai lo harus berusaha keras untuk melupakan dia?

   Gue terbangun dari tidur sambil memijat pelipis dan kepala yang masih terasa pusing, mungkin ini efek dari alkohol yang semalam terlalu banyak gue minum. Belakangan ini untuk bisa tertidur pulas, gue harus memaksa cairan alkohol untuk masuk ke dalam tubuh gue. Mungkin alkohol akan gue jadikan alasan agar gue bisa terlelap, atau mungkin hanya dengan pengaruh alkohol gue bisa melupakan semua masalah yang sudah berbulan-bulan gue hindari.

   Tidak hanya hubungan asmara yang sudah gue akhiri dengan sasa, mantan kekasih gue. Namun juga masalah dengan diri gue sendiri, seperti skripsi. Semenjak melihat zayn yang bisa dengan cepat menyelesaikan kuliahnya, gue juga berusaha mengejar ketertinggalan gue dengan terus berkutik bersama laporan-laporan yang disertai puluhan revisi.

   Gue sempat kehilangan semangat karena biasanya gue selalu mengerjakan hal ini bersama sasa. Namun, gue gak mau menjadikan dia sebagai alasan gue lalai dengan kewajiban gue sendiri. Kan gue sendiri yang melepas sasa dan selalu menghindar setiap dia berusaha mengejar gue untuk menjelaskan sesuatu yang gak pernah mau gue denger. Lebih tepatnya, gak mau gue percaya.

   Mungkin kalian akan berpikir gue adalah pengecut yang lari dari masalah. Gue gak akan mengelak karena itu memang benar. Sampai detik ini, gue takut jika penjelasan yang akan gue dengar dari sasa, seseorang yang sampai sekarang masih gue sayang, gue takut tidak siap dengan penjelasan yang akan membuat gue semakin lemah dan semakin tidak bisa menerima kepergiannya.

   Sama seperti yang biasa dikatakan oleh kebanyakan orang, bohong kalau gue bilang gue baik-baik aja dan mampu menjalani hari-hari gue dengan sebaik-sebaiknya, karena kalau gue udah bisa kayak gitu, gue pasti sekarang udah berani untuk ngelihat sasa lagi atau bahkan gak akan ngebuang waktu untuk terus menghindar dari dirinya.

   Soal lelaki yang selalu bersama sasa, gue gak punya alasan kuat untuk menilai apakah dia benar selingkuhan sasa atau bukan, karena yang gue tau sasa bukan tipe perempuan yang akan meninggalkan gue hanya demi lelaki lain. Meski setiap kali gue berusaha mengingat, gue gak merasa pernah bertemu dengan lelaki tersebut selama gue memiliki hubungan dengan sasa. Namun, untuk kepercayaan gue akan hal sebelumnya terhadap sasa , semakin lama terasa semakin runtuh karena gak hanya sekali gue melihat sasa selalu bersamanya.

   Seperti kali ini, di mana lagi-lagi gue harus bertemu dengan sasa secara tidak sengaja, atau mungkin disengaja oleh takdir yang suka bercanda. Gue melihat sasa yang juga sedang melihat ke arah gue dengan tatapan yang tidak bisa gue artikan, sampai ketika mata gue beralih pada tangan yang saling menggenggam. Lagi dan lagi, pertemuan di antara tiga manusia yang tidak pernah beratmosfer baik.

   Gue langsung memalingkan pandangan dan berjalan keluar dari parkiran, namun kali ini gue menyadari ada hal yang berbeda dari akhir pertemuan gue dengan sasa. Di mana tidak ada lagi suara sasa atau pun derap langkah kakinya yang berusaha mengejar gue seperti sebelum-sebelumnya.

   Apa kali ini sasa sudah menyerah untuk menjelaskan hal yang sebelumnya sangat ingin ia katakan pada gue? Dan apakah kali ini gue merasa kecewa karena ini semakin menunjukkan bahwa hubungan gue dengan sasa memang sudah benar-benar berakhir?

Tidak ada lagi sasa yang berusaha mendekat, dan tidak ada lagi gue yang berusaha menjauh.

***

   "bang, lo lama banget."

   "ya lagian ngapain sih lo? sampe kecelakaan kayak gini."

   "gue gak sengaja ngebut tadi pas di tikungan. Eh, tau nya ada anjing di jalan. Ya otomatis gue menghindar hehe"

ETERNAL DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang