Jangan bosan bacanya ada 4000 kata lebih.
Belum sempat aku edit, besok pagi baru aku edit. Kalo ada typo dll nikmati aja hhee
Sesudah memarkirkan motornya di teras Janu perlahan masuk rumah lalu berjalan ke arah kamarnya, remaja itu berharap Tante Melda sedang tidak ada di rumah. Namun, sayangnya harapan Janu tidak terkabul. Wanita itu sedang berdiri di dekat pintu kulkas di ruang makan. Janu berusaha berjalan tegak ketika melewati arah ruang makan, mengabaikan rasa nyeri perutnya. Dia takut Tante Melda tahu melihat luka di wajahnya
"Janu!" Suara Tante Melda menghentikan langkah Janu.
"Hadap sini kamu!" Perintah Tante Melda.
Janu masih berdiri membelakangi Tante Melda.
"Aku bilang hadap sini Janu!" tegas Tante Melda.
Perlahan Janu memutar tubuhnya menghadap ke Tante Melda.
Wanita itu terbelalak kaget saat melihat wajah Janu terluka.
"Kamu habis berantem?" Tante Melda melangkah mendekat ke arah Janu.
Reflek Janu mundur selangkah.
"Hei, aku tanya! Kamu habis berantem?"
"Enggak Tante," jawab Janu pelan sembari menunduk.
Tante Melda memegang dagu Janu lalu menaikan sedikit wajah cowok remaja itu, Tante Melda mengamati beberapa luka di wajah Janu.
"Jangan bohong, kamu pasti habis berantem dengan teman sekolahmu, sudah aku bilang kan jaga wajah kamu ini, ini tuh aset. Kalau muka kamu bonyok gini emang Tante Sarah bakal mau sama kamu ha??"
Janu diam tak menyahut. Hatinya semakin sakit. Tante Melda tak pernah benar-benar khawatir akan dirinya. Tante Melda hanya khawatir jika tubuhnya tak lagi berguna untuk menghasilkan uang.
"Ricky ... Ricky!" Teriak Tante Melda memanggil putra semata wayangnya.
"Iya ..." sahut Ricky dari dalam kamar.
Tak lama kemudian remaja itu keluar dari kamarnya.
"Apa Ma?"
"Ini kamu obati luka Janu, pastiin diobati semua," ucap Tante Melda sambil berlalu.
Ricky mendekati Janu yang masih berdiri diam.
"Kamu habis berantem?" tanya Ricky.
Janu tidak menyahut, remaja itu lalu masuk ke dalam kamarnya. Mengambil handuk kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak berapa lama selesai mandi Janu kembali ke kamar, ia memakai kaus dalam serta handuk yang melilit di pinggang.
Ricky saudara sepupunya berada di kamar, duduk di tepi tempat tidur dengan kotak obat di sisinya.
"Keluar dulu, aku mau ganti baju," kata Janu, sementara tangannya membuka lemari pakaian.
"Memangnya kenapa? Ganti baju tinggal ganti baju," jawab Ricky santai.
Janu menarik nafas panjang, ia lantas keluar dari kamar sembari membawa baju yang akan ia kenakan. Entah sejak kapan, Janu tak ingin ada orang lain melihat tubuhnya. Sekalipun itu Ricky saudara sepupunya.
Melihat Janu keluar kamar dengan membawa pakaian, Ricky mengerutkan kening sambil bergumam, "memangnya kenapa sih kalau aku liat dia ganti baju, sama-sama cowok ini. Aneh banget."
Selang beberapa menit Janu kembali ke kamar.
"Duduk sini aku obati lukamu," kata Ricky, ia bergeser sedikit supaya Janu bisa duduk tepat di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being With You (End)
Teen FictionJanu ingin mati. Dia sudah tidak tahan menjalani kehidupan yang kerap kali menyiksa batinnya, melukai harga dirinya. Namun disaat dia ingin mengahiri hidupnya seorang cowok remaja menyelamatkannya. Bukanya berterima kasih Janu justru marah pada cowo...