putus

4K 475 75
                                    

Komen ya, biar bikin semangat ngetik, buat bab selanjutnya.

Selesai menyiapkan sarapan di meja makan Bu Mira pergi ke kamar Nandes. Jam dinding menunjukan pukul 06.15 akan tetapi Nandes belum juga bangun. Bu mira jadi geram, pasalnya wanita itu tahu semalam Nandes pulang tengah malam.

"Grek ..." Bu Mira membuka pintu kamar Nandes.

Wanita itu menggelengkan kepala dan mendesah pelan ketika mendapati Nandes sedang tidur pulas sambil memeluk guling.

"Nandes! Bangun! Kamu mau sekolah apa gak?!" Teriak Bu Mira dari depan pintu.

"Hmmm ..." sahut Nandes tanpa bergerak. Masih dengan posisi yang sama. Memeluk guling.

"Kamu mau sekolah gak?" Bu Mira berjalan masuk kamar, wanita itu melangkah ke arah jendela. Lalu ia membuka gorden kamar anak bungsunya itu lebar-lebar.

Wanita itu menarik napas panjang, saat di lihat putranya belum juga bangun.

"Buk ...!!" Bu Mira memukul bokong Nandes keras.

Nandes berjingkat kaget ketika merasakan pukulan keras tepat di bokongnya.

"Ibu kenapa sih?" Protes Nandes, remaja itu sedikit mengangkat tubuhnya lalu menoleh ke arah sang ibu.

"Kenapa, kamu lihat gak jam berapa ini, kamu mau sekolah gak?!"

"Iya tahu, bentar lagi loh," Nandes kembali meringkuk memeluk guling.

Belum sempat ia memejamkan mata, ia merasakan pukulan lagi dari ibunya.

"Bangun gak! Bangun gak!" Bu Mira memukul-mukul bokong Nandes berulang kali.

"Kamu kalau malam keluyuran gak jelas. Pulang tengah malam. Giliran pagi susah bangun. Mau jadi apa kamu. Bangun Nandes!"

"Iya, iya, astaga ibu kok aniaya anak sendiri." Nandes bangkit berdiri.

Masih dengan wajah mengantuk remaja itu duduk di tepi tempat tidur. Kalau kata orang Nandes sedang mengumpulkan nyawanya yang belum kembali sepenuhnya.

"Ayahmu kerja keras biar kamu bisa sekolah di tempat yang bagus, tapi kamu justru malas-malasan. Nilai gak pernah bagus. Pagi kalau gak dibangunin gak mau bangun pagi. Kerjaannya main aja. Setiap hari cuma bisa bikin Ibu marah," omel Bu Mira sembari mengambil pakaian kotor di keranjang baju kotor.

Sedangkan Nandes memilih cepat-cepat pergi mandi. Malas mendengarkan Ibunya bernyanyi di pagi hari. Buat Nandes suara omelan Ibu ia ibaratkan penyanyi underground sedang pentas music. Berteriak dan berisik.

Selesai mandi dan berpakaian seragam rapi, Nandes menuju ruang makan dan langsung menyantap nasi goreng dengan telor ceplok di atasnya.

"Ayah sudah berangkat ya Bu?" tanya Nandes sambil mengunyah nasi goreng.

"Sudah barusan."

"Yah ... telat dong," sesal Nandes.

Bu Mira melirik ke arah Nandes.

"Telat apa?"

Nandes memasukan satu suap nasi goreng dalam mulut, "Telat minta uang," jawab Nandes.

"Kamu itu minta uang terus."

"Buat beli bensin Bu, buat jajan juga."

"Buat beli rokok juga," celetuk Bu Mira.

"Gak lah, ibu ini fitnah anak sendiri."

Bu Mira mencebikkan bibirnya, "kamu kira ibu gak tahu, bajumu itu sering bau rokok."

Nandes menghabiskan sarapannya, lalu minum segelas air putih.

Being With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang