Janu baru saja sampai di sekolah, ia langsung masuk menuju kelasnya. Saat cowok remaja itu baru saja akan duduk di bangkunya, datang dua orang siswa langsung mendekatinya. Dua siswa itu mencengkeram dan menahan kedua tangan Janu.Janu terkejut ia berusaha melepas kedua tangannya dari cengkraman dua siswa yang berdiri di setiap sisi tubuhnya. Tak lama kemudian datang dua orang siswi menghampiri Janu. Dia adalah Sefria dan satu temannya lagi.
"Plak!!" satu tamparan melayang ke arah pipi Janu.
"Plak!!" satu tamparan lagi.
Membuat Janu sampai menoleh ke samping, cowok remaja itu diam, menikmati rasa panas pada pipinya yang memerah.
Murid lain yang kebetulan melihat kejadian itu bengong, namun tak satupun berani mendekat untuk sekedar bertanya ada apa. Mereka hanya diam menonton.
"Kali ini aku salah apa lagi?" tanya Janu dengan wajah tenang.
Sekalipun tak ada orang yang memegangi tangannya, remaja itu tak akan membalas perbuatan Sefria.
"Salah apa??? Lo menjijikkan tahu gak. Kok ada ya, murid model kayak elo di sekolah ini. Lo gak hanya anak miskin. Tapi lo juga menjijikkan!" geram Sefria dengan tatapan benci.
Janu sudah biasa direndahkan Sefria seperti ini. Meski dia tidak tahu alasan apa yang membuat gadis remaja itu begitu membencinya.
"Kalau begitu kamu gak usah dekat-dekat aku."
"Siapa yang sudi dekat sama lo!" bentak Sefria.
"Tapi kamu setiap hari selalu datang mencariku," balas Janu seraya tersenyum miring.
"Itu karena gue muak sama lo, gue belum puas kalo belum nyakitin lo tau!!!!"
"Masalah kamu sama aku apa?" Janu menatap ke arah mata Sefria tanpa ada rasa takut.
Remaja itu diam tidak melawan bukan karena takut, dia hanya malas meladeni.
Sefria maju selangkah, wajah mereka saling berhadapan dekat sekali. Mungkin keduanya bisa saling merasakan hembusan nafas masing-masing.
"Selagi lo menjadi cowok menjijikkan gue bakal terus bermasalah sama lo!" desis gadis remaja berambut ikal itu sambil menunjuk-nunjuk dada Janu.
"Ada apa ini?" suara Nadira dari arah pintu masuk kelas mengalihkan pandangan seisi kelas.
Gadis cantik itu berjalan mendekati Sefria dan yang lainnya.
"Apa??? Lo gak usah ikut campur!" sengit Sefria.
"Kamu ngapain sih, sering gangguin Janu? Dia salah apa sama kamu?"
"Dan kalian ngapain pegangin tangan Janu kayak gitu, ini tuh sekolah tempat buat cari ilmu bukan tempat sok jagoan!" Nadira menatap tajam ke arah dua siswa yang memegangi kedua tangan Janu.
Reflek dua siswa itu melepaskan tangan Janu.
"Sudah gue bilang jangan ikut campur urusan gue!" bentak Sefria
Nadira menoleh ke arah gadis remaja berambut ikal itu.
"Aku gak akan ikut campur, kalau kamu bisa kasih tahu alasan kenapa kamu sering Banget gangguin Janu."
Sefria terdiam. Gadis remaja itu menatap tajam kearah Nadira.
"Kamu gak punya alasan yang jelas kan, iseng banget jadi orang."
Sefria mendengkus kesal. "Ayo pergi!" ajak Sefria pada pengikutnya.
Tiga pengikutnya mengikuti perintah Sefria untuk meninggalkan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being With You (End)
Teen FictionJanu ingin mati. Dia sudah tidak tahan menjalani kehidupan yang kerap kali menyiksa batinnya, melukai harga dirinya. Namun disaat dia ingin mengahiri hidupnya seorang cowok remaja menyelamatkannya. Bukanya berterima kasih Janu justru marah pada cowo...