First night(18+)

6.5K 477 129
                                    

Maaf ya ada adegan dewasa di bab ini, jika tidak suka bisa melewatinya. Saya usahakan sehalus mungkin agar kalian tidak mual dan akun saya pun aman.

Semakin siang suasana kolam renang semakin ramai, pengujung muai bertambah. Enda masih sibuk mengajari Dinda berenang, sesekali tatapannya mengarah ke arah Alsaki dan Tiara yang tak jauh darinya. Mereka berdua terlihat akrab padalah baru dua kali ini bertemu. Enda tak bisa menyembunyikan perubahan raut wajahnya, hatinya merasa tak rela Alsaki tertawa ria bersama seorang gadis. Sedangkan dirinya sedang susah payah menata hatinya, menyembunyikan perasaanya, menyembunyikan rasa cemburunya.

Ahh boleh kah dia cemburu, sedangkan Alsaki bukanlah miliknya, dia bahkan hanya bisa menyatakan perasaanya ketika sahabatnya itu sedang terlelap tidur. Lalu apa yang ia harapkan? Apakah ia berharap Alsaki menjaga perasaannya dengan tidak terlalu dekat dengan orang lain. Bisa saja seperti itu jika Alsaki tahu isi hatinya. Nyatanya Alsaki tak tahu apa-apa.

"Nda ..."

Suara Dinda membuyarkan lamunan Enda, remaja itu mengalihkan pandangannya ke arah gadis di depannya.

"Lo meratiin mereka terus, lo naksir Tiara?"

"Hah? Enggak lah ..." sergah Enda cepat.

"Atau lo naksir Alsaki?"

Enda seketika membisu. Dia seperti seseorang yang kepergok mencuri, wajahnya berubah jadi tegang.

Dinda mengulas senyum lalu naik ke tepi kolam renang, gadis itu duduk sambil mengapungkan kedua kakinya di dalam air.

"Kok diam saja, berarti benar dong."

Enda masih membisu, dia tidak tahu harus menjawab apa. Menjawab itu tidak benar rasanya percuma, mungkin saja semua terlihat jelas di mata Dinda, hingga gadis itu bisa menebak seperti itu.

"Sudah jujur sama dia?" tanya Dinda lagi.

Enda menggeleng lemah. Ia lalu mengikuti Dinda duduk di tepi kolam.

"Kenapa gak jujur sama dia? Lo takut dia ..."

"Gue takut kalau gue jujur sama dia, akan membuat dia gak nyaman sama gue. Suka sama cewek saja belum tentu terbalas apa lagi suka sama cowok, sahabat gue sendiri lagi," terang Enda sambil tersenyum kecut.

"Iya sih lo bener juga, gue paham. Ada kalanya kita harus diam saja demi kebaikan semuanya." Dinda mengerti perasaan Enda, karena dia sendiri pun mulai saat ini harus memendam rasa sukanya pada cowok manis depannya ini.

Enda kembali menoleh ke arah di mana Alsaki dan Tiara, tapi rupanya mereka berdua sudah tak ada di dalam kolam renang. Dua remaja itu sudah ada di kantin duduk berdua sambil makan mie cup. Akrab sekali. Serasi sekali. Barangkali Tiara tipe gadis yang Alsaki suka, cuek dan mudah bergaul. Enda mendesah pelan kembali menyeburkan diri ke dalam air, siapa tahu dinginnya air kolam bisa meredam rasa panas dada yang sejak tadi menyiksanya.

"Thanks Al, traktiranya" kataTiara sambil melahap mie cup miliknya.

"Yah, sama-sama."

"Eh, habis ini kalian berdua mau kemana?"

"Gue sama Enda?"

"Iya, masa lo sama Dinda sih."

"Ohh ... hehee gak ke mana-mana langsung pulang mungkin, kenapa?"

"Nonton yuk ..." ajak Tiara.

"Nonton?" ulang Alsaki.

"Iya nonton."

"Gue sih oke saja, tapi gak tahu Enda Dia mau apa gak?"

"pasti mau lah kalau lo mau," yakin Tiara.

Sekitar pukul 11 siang mereka berempat pergi ke salah satu mall di pusat kota, awalnya Enda menolak acara itu karena dia tidak mau pulang sore dan lagi kedua orangtuanya akan pergi sore ini. Tapi karena Alsaki ingin nonton, Enda pun menurut. Mereka berempat jalan masing-masing Dinda naik motor dengan Tiara, begitu juga dengan Alsaki yang membonceng Enda. Alsaki dan Enda lebih dulu sampai di lahan parkir mall, dua remaja itu tak banyak bicara, apa lagi Enda, bibirnya terkatup rapat jika tidak diajak bicara terlebih dahulu dia tak akan bicara.

Being With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang