24. Mampukah Kita Melewatinya?

203 25 2
                                    

Apa kabarnya di awal bulan Oktober ini?

Semoga tetap sehat aja, ya.

Enjoy weekendnya dengan part baru dari Abby dan Lio.

Selamat membaca.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari ini, Abby merasa ada orang yang mengawasi gerak-geriknya. Walaupun sudah terbiasa, kali ini rasanya pengawasan yang dilakukan orang yang diketahui Abby pasti berasal dari ayahnya sedikit berbeda. Seperti di tiap sudut seseorang memperhatikannya. Naluri itu sudah ditempanya sejak memutuskan keluar dari rumah dan meningkatnya perdebatan dengan ayahnya. Sayangnya, Abby tidak pernah bisa memergoki orang yang mengawasinya tersebut.

Siang itu, setelah beristirahat sejenak dan menghabiskan makan siangnya, Abby mengirim pesan pada Lio.

Abby : Sudah makan siang?

Setelah sepuluh menit, belum ada balasan yang diterimanya. Abby berpikir Lio masih sibuk atau mungkin sedang berada di jalan. Hubungannya dengan Lio makin dalam dari waktu ke waktu. Hubungan yang tidak boleh didasari oleh rasa cinta, hanya kedekatan yang mampu Lio berikan juga menitipkan hati padanya. Meskipun demikian, Abby merasa hubungan mereka sudah melewati garis yang tidak boleh dilewati oleh Lio. Ikatan yang terjadi di antara mereka begitu kuatnya.

Lio : Gue masih di luar, By. Ketemu klien. Bentar lagi, ya?

Balasan dari Lio diterima Abby dua puluh menit kemudian. Abby pastikan Lio belum makan siang. Pemuda itu punya kebiasaan yang tidak bisa menikmati waktu istirahatnya dengan baik sebelum pekerjaan yang sedang dikerjakannya selesai. Apalagi kalau berada di luar bengkel seperti infonya tadi. Kebiasaan yang sebenarnya bisa mengganggu kesehatannya dan menerbitkan risau di hati Abby.

Abby : Oke, tapi sempatkan makan siang. Protect your body, please!

Lio : Aye, Mam!

Abby meletakkan kembali ponsel di atas meja dengan senyum yang mengembang di bibirnya mendapatkan jawaban dari Lio. Dia lalu beralih, mendekat ke jendela yang blackoutnya sengaja dia buka agar bisa melihat langit yang siang itu sedang teriknya. Matanya menatap lalu lintas kawasan Gatot Subroto menjelang simpang susun Semanggi yang padat. Letak ruang kerjanya strategis hingga mampu melihat dengan jelas kondisi jalan di bawah sana. Mata Abby tidak sengaja menangkap sebuah mobil yang memasuki area parkir. Walaupun tampak kecil dari lantai tempatnya berada, Abby bisa dengan jelas melihat ciri-ciri mobil tersebut dan mengetahui pemiliknya. Mobil premium keluaran Eropa dengan logo empat lingkaran yang saling berkait, berwarna hitam, adalah jenis kendaraan yang selama ini menemani ibunya ke mana-mana. Mau berganti berapa kali pun, ibunya tetap setia pada mobil keluaran pabrikan Eropa tersebut.

Setangkai Mawar Di Taman Hati (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang