Halo, semoga pada sehat aja ya di sana.
Aku temani dengan part yang manis-manis ini.
Semoga suka.
Selamat membaca.
Hati Lio membuncah begitu permintaannya dikabulkan Abby. Jangan tanyakan lagi harus bagaimana dia akan mengungkapkan rasa bahagianya itu. Saat ini, rasanya Lio ingin memeluk Abby lebih erat dari pelukan yang dia berikan sebelumnya. Persetan jika wanita itu sesak napas nantinya. Namun, memeluk Abby kembali tentu saja hanya dalam hayalan Lio. Jangan sampai tindakannya malah membuat Abby kesal atau merasa dilecehkan dan berakhir dengan meminta Lio menjauhinya. Bisa gawat. Sudah cukuplah Lio menahan kerinduan itu setahun lamanya jangan ditambah lagi. Karena akan sangat membuatnya menderita.
Abby membiarkan Lio mencuci semua peralatan makan malam mereka. Percuma melarangnya, pemuda itu ngotot dan memaksa. Tadi saat Abby mencegahnya, jawaban Lio begitu menghentaknya.
"Gue senang banget bisa ketemu lo lagi. Diajak mampir, dibuatkan makan malam pula. Maka tanpa diminta pun seharusnya gue sudah tahu apa yang gue harus lakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih, By. Lagian, pekerjaan beres-beres rumah biasa banget buat gue." Begitu santai jawaban yang Lio berikan. Seolah apa yang dilakukan di apartemen Abby nantinya akan menjadi rutinitas kala mereka bersama.
Sudah pukul delapan malam dan Abby belum menyentuh air, membersihkan dirinya dari debu yang melekat. Dan seharusnya dia juga masih merasa penat. Anehnya, rasa penat yang tadi begitu dia rasakan saat memarkir mobilnya di lantai basemen, kini sudah tidak terasa sama sekali. Entah ini efek kehadiran Lio atau karena sudah mengisi perutnya, Abby tidak tahu. Namun yang pasti, terselip rasa bahagia menembus batinnya.
"Lio, gue mandi dulu. Gerah banget. Kalau lo juga mau mandi, bisa di kamar satunya. Cuman baju gantinya nggak ada. Atau ada lo bawa?" Abby tidak punya rasa khawatir sama sekali Lio akan berbuat sesuatu padanya. Begitu mudahnya dia mengizinkan pemuda itu mandi.
"Gue selalu siap kaos ganti di ransel. Oke, thanks, By." Tentu saja Lio kegirangan diminta mandi di tempat Abby. Ini hal yang tidak diduganya sama sekali. Apakah ini isyarat Abby memintanya tinggal lebih lama? Lio memang berniat menghabiskan sisa malam ini menemani wanita itu, bercerita mengenai apa saja agar mereka bisa mengenal satu sama lain lebih dekat. Lalu besok setelah usai mengurus pekerjaannya di bengkel, Lio akan datang lagi menemuinya. Jika saja kebiasaan ini bisa berlangsung mulai sekarang, Lio tidak akan berhenti mengucap syukur.
Abby menunjukkan kamar yang berada di sisi yang berhadapan dengan kamarnya, dipisahkan oleh ruang makan dan pantry yang berada di bagian tengah. Abby menyodorkan handuk yang diambilnya dari kamar pada Lio. Untuk kelengkapan di dalam kamar mandi sudah tersedia. Sengaja disiapkan Abby, walaupun tidak ada yang pernah berkunjung ke apartemennya, selain Lio kali ini. Berbarengan mereka menghilang ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar Di Taman Hati (complete)
RomantizmRancangan Tuhan pada setiap insan tentunya berbeda. Begitu hebatnya rancangan itu, terkadang membuat yang mengalaminya tidak memahami kondisi yang terjadi. Begitulah yang dialami oleh dua insan yang dipertemukan oleh rancangan indah tersebut, di seb...