33. Pertemuan Yang Tak Terelakkan

189 23 7
                                    

Selamat pagi.

Yang beraktivitas, semoga tetap semangat menjalankan rutinitas hari ini.

Aku temani pagi kalian dengan part baru.

Semoga terhibur.

Selamat membaca.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tora masuk ke ruang tengah setelah melepas tamunya di beranda. Diletakkannya dokumen yang diberikan oleh sang tamu tadi, lalu duduk dan kembali membuka dokumen tersebut. Matanya dengan serius memperhatikan setiap detail yang tercantum di dalamnya.

"Lio, kemari sebentar!" panggilnya pada putra semata wayangnya yang sore itu lebih banyak berkutat di halaman belakang setelah kembali dari bengkel. Dari raut wajahnya tadi, tampak jelas ada yang sedang mengganggu pikirannya.

Begitu mendengar panggilan ayahnya, bergegas Lio masuk. "Kenapa, Pa?"

"Coba bantu papa lihat dokumen ini. Aneh juga, ya. Baru kali ini ada penerbit yang langsung datang bertemu." Tora menggeser dokumen ke hadapan Lio.

Lio mulai membuka halaman demi halaman dan sampailah pada susunan nama-nama yang tertera di sana. Matanya terbuka lebar. "Ini company profile mereka?"

"Iya. Kenapa, ada yang aneh?" Tora tentu saja heran melihat reaksi Lio.

Lio mengerjap, mengusap wajahnya untuk meredam gemuruh dalam dada sebelum menjawab pertanyaan Tora. Mengapa kebetulan begini? Memang dia tahu Abby punya usaha penerbitan, tetapi tidak menyangka sama sekali akan melihat namanya dalam dokumen yang ada pada ayahnya.

"Pa, penerbit ini punya Abby."

"Yang pacar kamu itu?" Sungguh sebuah kebetulan sekali, menurut Tora.

Tidak ada ucapan yang terlontar dari bibir Lio yang sudah mengatup rapat, sembari matanya menatap Tora. Hanya anggukan kepala sebagai jawabannya.

"Oh, bagus kalau gitu." Ucapan selanjutnya dari Tora malah membuat Lio bingung.

"Maksudnya, gimana Pa?"

"Ya, bagus toh. Akan lebih baik tulisan-tulisan papa diterbitkan di sana karena yang punya kita kenal. Setidaknya, hak cipta tulisan papa bisa terjamin. Menurut kamu, gimana?" Bagaimanapun, adanya hubungan dengan pemilik penerbitan tersebut menjadikan Tora ingin mengetahui tanggapan dari Lio. Setelah lama berkecimpung dalam dunia literasi, tidak disangka hari ini dia bertemu dengan penerbit yang pemiliknya adalah pacar dari anaknya. Ternyata, lingkup pergaulan mereka tidak ke mana-mana. Tora tesenyum lebar. Tangannya mengacak rambut Lio.

"Gimana? Papa terima aja, ya?"

"Boleh, kalau Papa yakin mereka bisa menjaga hak cipta tulisan Papa dengan baik."

Setangkai Mawar Di Taman Hati (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang