Selamat membaca...
💗💗💗
Pagi itu suasana kantin yang biasanya hanya terisi beberapa orang terlihat ramai, entah apa sebabnya. Bangku-bangku di kantin terlihat terisi sebagian baris.Di tengah keadaan kantin yang ramai terdengar suara-suara siswa yang tengah bercakap-cakap, hal itu semakin mendukung suasana kantin semakin ramai.
“Lo apa gak cape ngejer-ngejer tuh orang?” Ujaran itu keluar dari mulut murid yang berkumpul di bangku barisan tengah kantin.
“Engga, gue senang dekat-dekat sama dia.”
Jawaban itu mengundang dengusan beberapa murid yang sedari tadi mendengarkan curhatan tak berfaedah dari salah satu teman mereka.
Tepatnya ada tujuh orang yang sedang berkumpul di bangku itu. Lelaki empat orang dan perempuan tiga orang.
“Udah deh, si Yaya mah ga akan pernah berubah. Bucinnya level akut, percuma juga di nasehati berkali-kali.”
Gadis yang di panggil Yaya itu hanya mengangkat bahu acuh mendengar ujaran salah satu temannya yang sering di panggil Asa.
“Lagian yang namanya cinta harus diperjuangkan dong. Tenang bocil, gue selalu dukung apa yang lo lakuin.”
Anak lelaki yang sering dipanggil Stev itu mengacungkan dua jari jempol seraya mengedipkan satu matanya.
Gadis yang di panggil dengan sebutan ‘bocil’ itu adalah Yaya. Entah lah ada berapa banyak panggilan yang akan di gunakan mereka untuk memanggil gadis bertubuh tinggi yang tidak bisa dikatakan tinggi itu, alias pendek.
“Jangan di terusin lagi ngobrolnya, udah bel ayo ke kelas.”
Nada perintah itu keluar dari mulut anak laki-laki yang sering di panggil, Jo. Dengan segera mereka beranjak dari kursi kantin menuju kelas.
Seakan tak ingin mengakhiri obrolan mereka, saat di perjalanan menuju kelas pun masih bercakap-cakap perihal curhatan Yaya yang benar-benar tak berfaedah karena ia sangat-sangat menyukai anak lelaki di kelas mereka yang pendiam dan hanya memiliki satu teman dekat tersebut.
Mending jika perasaan Yaya di balas, lah ini boro-boro jangankan di balas mengucapkan satu kata pun tidak pernah. Sungguh miris kisah cinta sahabat kami yang satu ini.
💗💗💗
Belum perkenalan. Kalau begitu perkenalkan namanya Naraya Sofy, biasa di panggil Yaya ataupun ‘bocil’.
Nama panggilan itu di dedikasikan karena tingkah lakunya terkadang benar-benar seperti bocah kecil.
Ia mempunyai dua sahabat perempuan yang sudah menemani hari-hari nya saat duduk di bangku SMP, yaitu Cut Syila yang biasa di panggil Lala dan Karasa Nayla yang selalu di panggil Asa.Mereka menjalin persahabatan hingga memasuki SMA bahkan saat ini mereka juga satu kelas. Benar-benar sahabat sehidup dan mudah-mudahan semati. Xixi
Tidak hanya bertiga saja, saat ini Yaya dan kedua sahabatnya memiliki empat bodyguard di mana empat lelaki yang memiliki paras tampan itu dipertemukan oleh mereka saat masa-masa orientasi masuk SMA.
Lelaki yang pertama kali mereka temui saat itu adalah Steven Orlan yang biasa di panggil Stev. Ia merupakan salah satu teman Yaya saat mengikuti les menari pada saat SMP.Tak sampai di situ, Stev yang awalnya celingukan mencari teman-temannya malah bertemu dengan gadis yang dulu selalu ia ganggu saat les menari.
Singkat cerita Stev yang awalnya ingin menghampiri Yaya malah tertahan langkahnya disebabkan tepukan bahu yang ternyata pelakunya adalah sahabatnya, Jeferson Nugraha yang biasa di panggil Jeff.
Stev menolehkan kepalanya ke belakang dan ia tidak hanya menemukan keberadaan Jeff saja melainkan sahabatnya yang lain yaitu Jodi Saputra biasa di panggil Odi dan Rakana Jordi yang biasa di panggil, Jo.“Mau ke mana?” tanya Jeff pada satu itu.
“Gue ada lihat temen gue, mau gue samperin malah kalian tahan,” ujaran kesal itu hanya di balas dengan acuh oleh teman-temannya.“Nah itu dia!!” seru Stev tiba-tiba.
Stev berjalan sedikit lebih cepat yang membuat Jeff dan yang lainnya terpaksa mengikutinya.Tak lama, mereka melihat bahwa Stev sedang berbincang dengan tiga gadis yang tidak mereka kenali.
“Cepet banget sih lo. Cape tau ngejernya.”
Jeff memandang Stev kesal dan hanya dibalas dengan cengengesan oleh Stev.
“Oh iya, ini kenalin sahabat-sahabat gue. Jeff, Odi dan Jo.”Gadis yang di samperin oleh Stev adalah Yaya dan kedua sahabatnya. Mereka menjawab perkenalan singkat itu dengan menyebutkan nama masing-masing.
Sejak saat itu mereka mengawali pertemanan sampai saat ini yang sebentar lagi akan memasuki kelas sebelas.
✍️Di hari Minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.U.C.I.N. | End
Teen FictionCinta datang karena terpaksa atau cinta datang karena terbiasa? Teman menjadi pacar, sahabat menjadi pacar, orang asing menjadi pacar dan yang dianggap pengganggu juga menjadi pacar. Pada akhirnya kata Bucin (budak cinta) mewakili masa remaja mereka.