Mengejar

26 4 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guys...

Selamat membaca.

Memasuki gerbang sekolah gadis yang menggunakan ransel biru itu terlihat berlari-lari mengejar seseorang yang berada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memasuki gerbang sekolah gadis yang menggunakan ransel biru itu terlihat berlari-lari mengejar seseorang yang berada di depannya. Gadis itu Yaya.

“Aga!! Tungguin dong!!”

Seruan Yaya tak digubris oleh anak lelaki yang di panggil nya dengan panggilan ‘Aga’ itu.

Ia sibuk mengejar anak lelaki itu hingga tidak memperhatikan sekitarnya. Semua mata tertuju padanya, hal itu sudah biasa bagi Yaya maka dari itu ia tidak terlalu memusingkannya.

Sesampainya di kelas Yaya tidak langsung menghampiri anak lelaki itu melainkan ia meletakkan ranselnya terlebih dahulu dan ia membuka tutup botol minumnya, karena saat ini Yaya benar-benar sangat haus.

Bayangkan saja baru turun dari mobil ia langsung berlari-lari mengejar sesuatu yang tak pasti.

“Hai,”

Yaya mengalihkan pandangannya ternyata Asa sudah duduk di kursi depannya.

Terlalu fokus minum ia sampai tak
menyadari bahwa sahabat-sahabatnya yang lain juga sudah duduk di kursi masing-masing.

“Mau ke mana?” tanya Asa yang menahan tangan Yaya.

Sebenarnya tanpa bertanya pun Asa sudah mengetahui mau ke mana sebenarnya sahabatnya itu.

“Biasa,” Yaya menjawab dengan cengiran khasnya.

“Ga boleh! Duduk!” nada perintah itu seakan tidak bisa di bantah. Namun bukan Yaya namanya jika tidak bisa memasang wajah memelas yang pada akhirnya membuat Asa luluh juga.

“Udah biarin aja, entar juga cape sendiri.”

Jo tidak ingin mendengar keributan pagi ini makanya ia mau menengahi, biasanya boro-boro menengahi peduli pun tidak.

Bukan tidak peduli ke arah negatif, selagi sahabat-sahabatnya tidak di sakiti maka ia tidak perlu mengekang ataupun mengatur apa yang akan mereka lakukan. Beginilah seorang Jo yang apa adanya.

“Lo gimana sih. Ga kasian apa lihat sahabat sendiri selalu ngejer-ngejer cowok yang sok cool kaya dia,” Asa masih tidak terima karena sahabatnya itu selalu diacuhkan oleh seorang cowok yang menurutnya tidak ada apa-apanya itu.

“Selagi dia ga kasarin Yaya, yah gapapa,” jawabnya enteng.

Asa mendengus dan mengalihkan pandangannya ke depan. Ia malas meladeni ucapan Jo yang sok dewasa menurutnya itu.

Lala yang sedari tadi hanya memperhatikan menggelengkan kepala, sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka yang selalu adu mulut. Mungkin jika tidak ada adu mulut maka persahabatan mereka akan sepi senyap.

💗💗💗

Tidak ingin memusingkan sahabat-sahabatnya yang tengah cek-cok itu Yaya lebih memilih menghampiri sang pujaan hati.

B.U.C.I.N. | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang