Kepercayaan

4 2 0
                                    

Masih di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, sepasang kekasih yang sedang sibuk melakukan kegiatan mereka sendiri terlihat tak terusik oleh teman-temannya yang berlalu lalang sedari tadi.

Pasangan itu adalah Asa dan Jeff. Saat ini mereka berdua sedang di dapur, jika yang lain sarapan dengan nasi goreng yang di buatkan oleh Mamanya Jo mereka malah ingin memakan makanan yang lain.

"Kamu duduk aja, biar aku yang masak beb." Asa tersenyum dan menuruti perintah kekasihnya.

"Mau pesen apa mbak?" Tanya Jeff bergurau dengan menghadap ke Asa.

Seolah berpikir Asa meletakkan tangannya di dagu, "Em... Saya pesen nasi dan telur mata sapi nya dua ya bang." Ujar Asa menimpali gurauan Jeff.

"Siap laksanakan. Mohon di tunggu ya mbak cantik." Ucap Jeff dengan tangan yang sudah memegang spatula.

Cup..

Asa tersentak kaget, "Abangnya genit ya." Ucap Asa setelah menguasai situasi. Semburat merah tercetak jelas di wajahnya.

Jeff tertawa dan di susul oleh tawa Asa juga. Jeff mulai mengeluarkan empat telur dari kulkas yang tersedia dan ia mulai memasak dengan di selingi obrolan ringan dengan kekasihnya itu.

"Kamu jangan tinggalin aku ya, beb." Ucapan tiba-tiba itu membuat Asa mengerutkan dahinya.

"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu."

"Aku takut kamu pergi." Suara Jeff pelan, namun Asa masih dapat mendengarnya.

"Kunci dari sebuah hubungan itu kepercayaan. Gimana mau bertahan kalau gak ada rasa percaya."

"Walaupun aku keliatan cuek tapi aku selalu megang kata percaya itu di hubungan kita. Mau kamu gimana di luar sana aku tetap percaya sama kamu dan aku harap kamu juga begitu." Panjang lebar Asa menjelaskan yang membuat Jeff menampilkan wajah sendunya.

"Kamu tau kalau aku gak mudah buat naruh rasa percaya sama siapapun, termasuk orang tua aku sendiri. Aku takut saat aku menaruh rasa percaya yang besar malah akhirnya di ingkari dan aku bakalan sakit untuk kesekian kalinya." Helaan napas keluar begitu saja dari mulut Jeff.

"Tapi kamu tenang aja, semenjak kenal kamu dan akhirnya kita di persatukan di sebuah hubungan ini aku mulai bisa percaya bahwa kamu bakalan selalu ada untuk aku." Perkataan Jeff membuat senyum tulus Asa muncul.

"Itu kamu udah sadar. Jadi beb, kalau ada yang mengganjal di hati kamu langsung bilang ke aku jangan diem terus malah nuduh sembarangan. Deal ya?" Balas Asa.

"Oke, deal." Jeff berkata demikian seraya menaruh dua piring di meja yang di sediakan di dekat dapur kemudian mengambil tangan Asa untuk di genggamnya.

Asa tertawa ringan atas perlakuan kekasihnya itu.

"Aku mau cuci buah nih, kamu mau gak?" Tanya Asa yang sudah berdiri dari duduknya.

"Eh eh, kamu duduk aja beb. Aku aja yang cuci buah nya, oke." Jeff berlalu dan beberapa menit kemudian dirinya sudah duduk di hadapan Asa dengan buah apel yang sudah di potong-potong.

Jika Odi dan Salma menghabiskan waktu pagi di luar villa dengan membahas perasaan masing-masing, maka pasangan Asa dan Jeff memulai paginya dengan masak dan membahas masalah hubungan mereka di dapur dan berakhir dengan menyuci piring bersama. Sungguh pagi yang indah.




💗💗💗






"Felix, lo jangan ngikutin gue mulu elah." Aisyah menghela napas jengah melihat lelaki di hadapannya ini.

B.U.C.I.N. | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang