Perang dingin masih terjadi antara Felix dan Aisyah. Teman-teman yang lain juga merasakan hal itu. Baik Felix maupun Aisyah sama-sama saling menjauh padahal saat ini mereka tengah berkumpul untuk keberangkatan mereka liburan.
"Felix, udahan dong. Jangan natap Aisyah kaya gitu." Ujar Yaya yang sangat tumben paham akan situasi karena sedari tadi tatapan yang menurut gadis itu sangat aneh selalu di layangkan oleh Felix ke arah Aisyah.
Felix menghela napas serta mengangguk singkat tanpa berniat menanggapi ucapan Yaya.
"Beb." Suara Jeff yang sedikit dingin itu membuat mereka yang sedang berkumpul menunggu kedatangan Lala dan Stev langsung mengalihkan pandangan ke arah pasangan itu.
"Kamu kenapa?" Tanya Asa heran.
"Kamu selingkuh?"
Semua yang mendengar perkataan Jeff terkejut bahkan Asa juga sama terkejutnya.
"Aku? Aku gak selingkuh beb. Kamu kenapa sih?" Asa menggaruk pelipisnya bingung.
"Jujur atau aku gak akan ikut liburan."
Ancaman Jeff sukses membuat semuanya menahan napas. Drama apalagi ini, batin mereka semua.
Asa menganga tak percaya kemudian gadis itu mendengus seraya menjewer kuping kekasihnya itu dengan kuat.
"Jangan suka marah-marah gak jelas apalagi pake nuduh terus ngancem. Kamu tau kan kalau aku marahnya lebih serem dari kamu."
Perkataan Asa membuat Jeff langsung lemas. "Abisnya kamu selingkuh." Jeff melepaskan jeweran Asa dan menunduk.
"Selingkuh apa sih makanya jelasin." Masih dengan penekanan Asa bertanya dengan kekasihnya itu.
"Kata mami, tadi kamu di anter sama cowok. Terus aku tanya, siapa cowok itu. Kata mami selingkuhan kamu."
"Terus kamu percaya?"
Anggukan Jeff membuat Asa dan yang lainnya memutar bola mata malas.
"Peluk dulu biar aku jelasin." Lagi dan lagi mereka semua mendengus.
Jeff maju selangkah dan langsung memeluk tubuh Asa yang hanya sebatas dadanya. Sangat mungil.
"Mami ngerjain kamu tuh. Tadi yang nganter aku papi, kalau kamu gak percaya telepon aja papi." Asa menjelaskan dalam dekapan hangat Jeff. Nyaman sekali.
"Drama banget dari tadi." Perkataan itu keluar dari mulut Jo.
Salsa menyenggol perut Jo dengan sikunya, "Kamu diem deh yang."
Mendapati pelototan dari Salsa membuat Jo menutup mulutnya rapat-rapat. Takut kekasihnya marah.
"Aga," Yaya berbisik ke Raga yang membuat lelaki itu sedikit membungkuk untuk mendengar suara gadisnya.
"Lala sama Stev kenapa lama banget? Aku ngantuk." Raga masih setia membungkung dan sedikit merasa aneh kenapa kekasihnya yang polos ini berbisik.
"Kamu kenapa bisik-bisik?" Suara Raga yang bas membuat atensi mereka saat ini mengarah ke arah pasangan itu.
"Kalian juga mau ngedrama sebelum liburan?" Pertanyaan dingin Jo membuat Yaya meringis dan kemudian menatap tajam ke arah Raga.
Untuk keduakalinya perut Jo di sikut oleh Salsa, bedanya kali ini dengan cubitan kecil yang menyertainya.
"Mereka kebanyakan drama, sayang." Ujar Jo membela diri.
Odi berdecih, "Lo gak tau kalau sekarang lo juga lagi ngedrama." Ujarnya mengejek.
Jo hanya membalas dengan wajah datarnya. Sangat malas meladeni Odi.
Raga menggenggam tangan mungil Yaya dan membawanya ke arah sofa rumahnya. Saat ini mereka berkumpul di kediaman Yaya.
"Sini tidur." Ujar Raga sembari menepuk bantal yang sudah ada di pangkuannya.
Yaya dengan senang hati berbaring yang beralaskan paha kekasihnya, "Nanti Aga bangunin aku ya kalau udah mau berangkat." Pesan Yaya sebelum menutup mata.
Raga berdehem seraya mulai mengelus rambut Yaya dengan lembut. Tanpa di sadari ada seseorang yang memerhatikan mereka sedari tadi.
Seseorang itu adalah Salsa. Ia sangat senang karena sahabatnya yang satu itu mendapatkan pasangan juga yang artinya kebahagiaan Yaya akan bertambah.
Saking seriusnya memerhatikan Yaya dan Raga membuat Salsa tidak sadar bahwa sedari tadi ia juga di tatap oleh kekasihnya, Jo.
"Kamu juga ngantuk?" Tanya Jo yang melihat Salsa memerhatikan Yaya.
Salsa menggeleng dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar Jo. Sangat nyaman, tempat favoritnya.
💗💗💗
"Kalian kenapa lama?" Pertanyaan Odi membuat Lala dan Stev saling lirik.
"Tadi nyelesaikan masalah sama ayang Lala dulu, Di. Maaf juga ya guys." Jawaban Stev hanya di angguki oleh mereka.
Tanpa membuang waktu mereka mulai mengepak barang mereka dan menaruhnya di bagasi mobil. Kebetulan destinasi liburan yang mau mereka datangi di kota yang sama itu sebabnya mereka menggunakan mobil.
"Keluarga gue di mobil yang paling ujung, gue sama Salsa di mobil sebelahnya." Terang Jo kepada teman-temannya.
"Kalau gitu gue sama Aya ikut bareng kalian aja." Raga memilih satu mobil dengan Jo karena kekasihnya sudah berada di dalam sana tengah melanjutkan tidurnya.
Jo mengangguk tanda mengiyakan. Begitu juga yang lainnya. Stev, Jeff dan pasangan mereka di satu mobil sedangkan Felix, Aisyah, Salma, dan Odi di satu mobil yang sama. Total keseluruhan mobilnya ada empat.
"Jo, cemilan yang udah mama siapkan di bagikan aja." Ujar mama Jo seraya menunjuk beberapa plastik yang berisikan makanan ringan serta minuman.
Jo segera mengambil plastik itu dan membagikannya ke masing-masing mobil yang sudah di isi oleh teman-temannya.
"Inget, kalau capek gantian nyetirnya. Perjalanan lima jam nanti kita juga bakalan istirahat di rest area. Sebelum mobil laju jangan lupa berdoa."
Semua menganggukkan ucapan Jo dan mereka mulai melajukan mobil masing-masing karena mobil yang di isi oleh keluarganya Jo sudah bergerak keluar gerbang.
Keadaan di masing-masing mobil berbeda-beda, seperti di dalam mobil yang berisi Odi dan yang lainnya saat ini mereka tidak ada yang mengeluarkan suara. Entah karena canggung atau karena alasan lainnya.
Sedangkan di dalam mobil Jeff berbanding terbalik dengan suasana dalam mobil Odi, mereka sangat berisik karena pada awalnya Asa yang ingin tahu ada masalah apa sebenarnya antara Lala dan Stev. Ketika sedang di ceritakan oleh Lala, kekasihnya itu selalu menyela dengan pembelaan untuk dirinya.
Ke adaan mobil Jo hening, maksudnya hening di antara dua lelaki itu sedangkan di kursi belakang di isi oleh suara cerita-cerita dari mulut dua gadis yang adalah kekasih mereka berdua.
Libur telah tiba hore!!
⏬⏬
KAMU SEDANG MEMBACA
B.U.C.I.N. | End
Teen FictionCinta datang karena terpaksa atau cinta datang karena terbiasa? Teman menjadi pacar, sahabat menjadi pacar, orang asing menjadi pacar dan yang dianggap pengganggu juga menjadi pacar. Pada akhirnya kata Bucin (budak cinta) mewakili masa remaja mereka.