Tawaran

8 3 0
                                    

Update nya suka-suka. Selamat membaca 🥰

💗💗💗

Memasuki hari Senin, hari yang di awali dengan gerutuan para siswa-siswi karena hari ini akan melaksanakan upacara bendera seperti biasanya.

Hari Senin yang identik dengan hari yang panas, upacara dengan ceramah kepala sekolah yang sepanjang jalan kenangan. Hal itu yang menjadi alasan gerutuan mereka, para murid.

Tetapi tidak seperti Senin sebelum-sebelumnya, Senin kali ini di awali dengan rintik hujan.

Pagi yang dingin dan di temani rinai hujan membuat para murid memakai jaket begitu juga dengan Yaya yang saat ini turun dari mobil dengan mengenakan payung bermotif bunga-bunga dan jaket berwarna merah jambu, warna kesukaannya.

“Bocill!!” Seruan itu membuat Yaya membalikkan badannya mencari sumber suara yang memanggilnya di tengah keramaian siswa-siswi yang sibuk berlari-lari memasuki lobi sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bocill!!”

Seruan itu membuat Yaya membalikkan badannya mencari sumber suara yang memanggilnya di tengah keramaian siswa-siswi yang sibuk berlari-lari memasuki lobi sekolah.

“Jo!!” seru Yaya dan langsung berlari kecil ke arah Jo yang baru datang dari arah gerbang. Yaya langsung membagi payungnya dengan Jo.

“Dasar lo ini, udah tau hujan kenapa ga pake payung? Untung pakai jaket jadi ga kedinginan,” Yaya mengomeli Jo yang hanya diam dan mendengarkan, memangnya apalagi yang bisa dilakukannya. Menjawab sepatah kata pasti akan panjang lagi omelan yang akan di dengarnya dari bibir gadis di sebelahnya ini.

“Cepetan jalannya” ucap Jo.

“Kaki lo kepanjangan jalannya cepet banget,” sungut Yaya.

“Kenapa harus buru-buru sih jalannya. Ga akan kena hujan ini, udah pakai payung juga.” Ucapnya lagi.

Jo menunduk untuk melihat ke arah Yaya yang tingginya hanya sebatas dadanya, “Turun harga diri gue jalan pakai payung bunga-bunga kaya gini, mana warna pink lagi.”

Jika bersama Yaya dan sahabat-sahabatnya Jo akan sangat cerewet kadang-kadang. Seperti saat ini contohnya.

“Masih mending gue mau berbagi payung sama Lo.” Gerutuan Yaya di anggap angin lalu oleh Jo.

Dan pada akhirnya mau tak mau Jo memelankan jalan, menyeimbangi langkah kaki gadis kecil itu.

Dan sampailah mereka di lobi sekolah, Yaya menutup payungnya dan mulai melangkahkan kakinya ke kelas seorang diri karena Jo telah meninggalkan dirinya. Dasar teman yang tidak tau terima kasih, gerutu Yaya sepanjang jalan.

Segitu memalukan kah payung cantiknya ini, sampai Jo sangat malu seperti itu. Yaya benar-benar tidak habis pikir.



B.U.C.I.N. | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang