Terbitlah sendu

5 3 0
                                    

"Setelah dibuat tersenyum terbitlah sendu."

💗💗💗

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu dan di sinilah Yaya berada, berjalan ke ruang musik.

Tentu saja bersama dengan Raga karena sesuai permintaannya sepulang sekolah Yaya dan dirinya akan membicarakan tentang lagu apa yang akan mereka bawakan untuk nilai praktik mata pelajaran musik.

Di lihatnya gadis yang tengah berjalan di samping kanannya dengan senyum yang bahkan tidak pernah luntur dari bibir ranumnya itu.

Dalam hati Raga sedang bertanya-tanya, kenapa gadis ini selalu tampak ceria dan semangat apakah hidupnya senyaman dan sebahagia itu. Begitulah kira-kira yang sedang Raga pikirkan.

“Aga!!”

Yaya menyenggol siku Raga karena sedari tadi lelaki pujaan hatinya itu tengah memandang ke arah dirinya walaupun sedang berjalan.

“Eh.. ekhem” berdehem gugup Raga menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

“Kenapa?” tanyanya.

“Ada yang aneh kah di wajah gue?” Yaya balik bertanya.

“Iya.” jawab Raga singkat.

Jawaban Raga membuat Yaya kelimpungan membuka tasnya dengan tergesa-gesa mencari sesuatu. Dan yap, ia menemukannya. Yaitu kaca.

Menatap pantulan wajahnya di kaca miliknya Yaya mengerutkan dahinya bingung. Karena ia tak menemukan hal aneh di mukanya saat ini.

“Ga ada apa-apa kok” gumamnya pelan.

Semua pergerakan Yaya sedari tadi tak luput dari pandangan Raga yang mengedutkan bibirnya. Ingin tersenyum tapi takut gadis pengganggu itu kepedean. Jadi Raga hanya menahan senyum gelinya.


💗💗💗



“Ada saran gak?” tanya Raga memecahkan keheningan.

“Ada!” ujar Yaya semangat.

Yaya sedari tadi menunggu pertanyaan itu. Karena ia canggung mau memberi saran takut semakin membuat citranya sebagai gadis pengganggu semakin membuat Raga ilfil.

Saat ini mereka sudah berada di ruang musik. Dengan duduk lesehan beralaskan kain penutup piano sebagai alas duduk mereka.

“Lagu apa?” tanya Raga setelah mendengar bahwa gadis di sampingnya mempunyai saran.

“Lagunya anak Sule, yang cantik itu. Dia nyanyinya sama cowok ganteng.” jawaban Yaya membuat Raga memutar matanya malas.

“Gue mana tau!” ujarnya ketus.

Yaya membuka ponselnya. Raga melihat Yaya tengah serius melihat ponselnya itu.

“Jangan main ponsel!” tegurnya dengan ketus lagi.

Yaya menyerahkan ponselnya ke arah Raga dan di terimanya dengan dahi berkerut. “Apa?” tanyanya bingung.

“Itu lagunya. Aku udah buka YouTube.” ucap Yaya.

Raga diam mendengarkan lagu yang di perlihatkan Yaya. Ia meresapi lagu itu.

Bagus, ujarnya dalam hati. Lagu duet sangat cocok untuk mereka bawakan. Untuk liriknya Raga sedikit baper.

“Gue yang part ceweknya” ucap Raga setelah mematikan lagu itu.

B.U.C.I.N. | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang