Hallo.............
Masih pemula bukan berarti karyanya bisa di plagiat oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Keep support🥰
Bel tanda istirahat telah berbunyi sedari tadi tetapi gadis berambut Coklat itu tengah asik menyendiri di taman belakang sekolah yang sangat jarang di kunjungi siswa lainnya. Gadis itu adalah Asa.
“Kenapa cemberut sih dari tadi?”
Asa membalikkan badannya dan ia langsung melihat keberadaan Jeff. Lelaki itu melangkahkan kakinya semakin dekat ke arahnya.
“Kesel..” ucap Asa dengan lirih.
“Kenapa?”
Pertanyaan lembut yang disertai elusan di rambut ombrenya itu membuat Asa nyaman.“Si bocil susah banget sih di bilangin. Kan gue ga mau dia kenapa-kenapa.” Asa menceritakan keluh kesahnya tanpa di minta oleh Jeff.
“Ngapain ngurusin hubungan orang lain sih” ucap Jeff menanggapi.
“Yang lo bilang orang lain itu sahabat kita!”
“Iya tau. Maksud gue, biarkan aja Yaya mau ngelakuin apa yang di suka.” Ada jeda sedikit dari perkataan Jeff itu.
“Lagian yang namanya jatuh cinta sama seseorang itu ga bisa di prediksi kita harus jatuh cinta kepada siapa. Mungkin kalau bisa memilih Yaya akan memilih jatuh cinta sama orang yang juga mencintai dirinya.” Lanjut Jeff.
“Sama kaya gue, kalau bisa milih gue ga akan jatuh cinta sama lo yang cuma nganggep gue sahabat sekaligus Abang seperti Yaya dan Lala.”
Pernyataan itu sukses membuat tubuh Asa menegang. Apakah lelaki yang di sampingnya ini beneran Jeff, atau mungkin hanya halusinasinya saja.
Pasalnya lelaki itu tidak pernah berbicara seserius ini selama menjalin hubungan persahabatan dengan dirinya dan yang lain.
“Ii..ini beneran Jeff kan? Sahabatnya gue dan yang lain? Bukan hantu kan?” pertanyaan bertubi-tubi itu terlontar begitu saja dari mulut Asa.
Jeff mendengus dan bersiap-siap bangkit dari duduknya. “Udah gue duga lo ga akan percaya. Anggap aja gue ga pernah ngomong kaya gitu sama lo.”
Jeff benar-benar meninggalkan Asa tanpa mendengarkan apa yang ingin gadis itu ucapkan. Ia belum sanggup jika pernyataan cintanya di tolak.
“Jeff!!! Tunggu!!” seru Asa yang melihat Jeff pergi.
“Padahal gue belum jawab apa pun” lirihnya.
💗💗💗
“Ay..”
Panggilan itu membuat langkah Yaya terhenti. Membalikkan badan ia menemukan Raga.
“Gue mau ngomong sama lo. Ikut gue.” tanpa persetujuan Raga langsung menarik tangan Yaya menuju parkiran.
“Aga, kita mau ke mana?” tanya Yaya.
“Pulang!”
KAMU SEDANG MEMBACA
B.U.C.I.N. | End
Teen FictionCinta datang karena terpaksa atau cinta datang karena terbiasa? Teman menjadi pacar, sahabat menjadi pacar, orang asing menjadi pacar dan yang dianggap pengganggu juga menjadi pacar. Pada akhirnya kata Bucin (budak cinta) mewakili masa remaja mereka.